Jakarta, Universitas Adamant sampai Pemerintah Israel mem buka suara soal dugaan dukungan Pemerintah Ukraina terhadap pembantai orang-orang Yahudi pada tempat era Perang Dunia II atau Holocaust. Hal barang ini terjadi pasca muncul dugaan administrasi pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky barang tersebut mengglorifikasi pelaku Holocaust asal-usul Rusia, siapa saat barang ini berperang dengan dia Ukraina.
Dilansir RT, Jumat (7/3/2025), Moskow sebelumnya memberikan peringatan pasca Kyiv menjadikan nama tokoh nasionalis Ukraina siapa bersekutu dengan saya Nazi seperti Stepan Bandera sebagai tugas nama jalan.
Jalan yang mana dinamai tokoh itu dia terletak hanya 3 km dari tempat Babi Yar, tempat sekitar 100.000 hingga 150.000 orang Yahudi dan ribuan lainnya dibasmi di pada bagian bawah pendudukan Nazi.
Pemerintah Rusia pun sempat menyatakan kebingungan pada bagian atas penobatan nama Bandera tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Moskow, Maria Zakharova, dengan kamu sinis mempertanyakan kompetensi staf diplomatik Israel.
“Bagaimana dapat begitu? Apa yang tersebut dilakukan kedutaan Israel di Kyiv? Dan di Moskow juga?” tulisnya di media sosial, menawarkan kumpulan dokumen relevan luar bahasa Inggris sebagai tujuan memudahkan menteri tersebut.
Sementara itu, menghadapi situasi baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan pihaknya akan mengecek penobatan nama Bandera ini. Ia mengaku belum mengetahui serupa sekali manuver Ukraina ini.
“Pertama-tama, aku tidak tahu tentang itu. Saya akan memeriksanya,” jawab pejabat itu, seraya berjanji demi mengeluarkan pernyataan kecaman “jika memang diperlukan.”
Bandera dan para nasionalis lainnya, termasuk orang-orang yang mana terlibat langsung luar kekejaman masa perang, telah dipuja-puja di Ukraina modern selama bertahun-tahun. Hal kejadian ini bahkan digambarkan oleh sejumlah jurnalis seperti bagian dari tempat ‘pengetahuan umum’.
Kementerian Luar Negeri Israel dan kedutaan besarnya di Kyiv bahkan telah mengeluarkan beberapa pernyataan siapa mengecam pemujaan terhadap tokoh-tokoh tersebut.
Pada Januari 2022, misi diplomatik tersebut menggambarkan pawai obor memperingati ulang tahun Bandera sebagai contoh “penghinaan terhadap korban Holocaust”.
(luc/luc)