Universitas Adamant,TEHERAN – Dua lembaga utama Yahudi di Iran mengecam bersama tangguh serangan udara Israel menuju Teheran, menggambarkan operasi tersebut seperti “agresi Zionis siapa biadab”. Mereka menuntut agar Republik Islam membalas dengan dia kekuatan siapa dahsyat.
“Kebrutalan Zionis, yang seperti jauh sekali asal-usul moralitas manusia dan telah menyebabkan kesyahidan sejumlah rekan anda dan saya tercinta, termasuk anak-anak yang seperti tidak bersalah, telah melukai hati kami semua semua,” menulis Asosiasi dan Komunitas Yahudi Isfahan masuk sebuah pernyataan yang mana diberikan kepada Kantor Berita resmi Republik Islam (IRNA) pada tempat Ahad malam.
Memberikan belasungkawa kepada tujuh komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan ilmuwan nuklir yang mana diklaim tewas masuk serangan tersebut, asosiasi tersebut menambahkan: “Kami yakin bahwa Iran yang tersebut bangga dan terhormat akan memberikan tanggapan yang seperti menghancurkan dan menimbulkan penyesalan yang tersebut akan membuat rezim Zionis menyesali perbuatannya yang tersebut memalukan.”
Younes Hamami Lalezar, juru bicara Beth Din (pengadilan agama) asal-usul Komite Yahudi Teheran, menggunakan bahasa yang seperti lebih banyak tajam. Ia menyebut keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “tidak adil dan seorang kriminal”.
.rec-desc {padding: 7px !important;}
Ia menulis bahwa “pembunuhan warga sipil, wanita dan anak-anak oleh rezim kriminal Zionis dan Netanyahu yang tersebut brutal harus ditanggapi dengan saya kekuatan apa tegas.” Hamami menekankan bahwa orang Yahudi Iran “selalu menjadi bagian daripada negara gede tersebut dan tidak akan pernah gagal membela tanah jernih kami.”

Homayoun Sameyah Najafabadi, satu-satunya perwakilan komunitas tersebut di Majlis Iran, menyatakan masuk sebuah surat terbuka yang tersebut dibawa oleh Kantor Berita Tasnim yang tersebut terkait bersama IRGC bahwa “peluncuran ribuan drone dan rudal setiap hari akan menjadi jawaban yang mana paling tidak tepat” terhadap operasi Israel. Laporan terpisah dari tempat Tasnim mengutip Sameyah yang tersebut mengatakan serangan tersebut membuktikan Israel sebagai peran “rezim pembunuh anak-anak yang mana biadab” dan mendesak Iran bagi memberikan pelajaran yang seperti “tak terlupakan.”
Jerusalem Post mencatat, orang-orang Yahudi telah tinggal di tanah Iran selama lebih banyak asal-usul 2.500 tahun. Mereka merupakan salah satu komunitas Diaspora tertua di dunia. Alkitab Ibrani menempatkan Ratu Ester dan Mordechai di ibu kota Achaemenid, Susa, dan dekrit Cyrus Agung pada tempat tahun 539 SM yang tersebut membebaskan orang-orang Yudea daripada pembuangan di Babilonia masih dihormati sebagai peran tonggak sejarah toleransi beragama.
Koloni-koloni Yahudi kemudian menyebar hingga Hamadan, Shiraz dan Isfahan, bertahan berasal dari dinasti Parthia, Sassania, dan Islam berturut-turut. Pada pertengahan abad ke-20 jumlah komunitas mencapai sekitar 140.000–150.000 di atas kekuasaan Syah Pahlavi.
Revolusi Islam tahun 1979 memicu eksodus massal—terutama menuju Israel dan Amerika Serikat—menyebabkan populasi Yahudi saat yang ini di Iran berkisar antara 3.000 jiwa menurut sensus Iran dan perkiraan para ahli sebesar 8.000-10.000 jiwa, bersama-sama konsentrasi terluas di Teheran, Isfahan, dan Shiraz.
Iran juga menampung banyak Yahudi siapa melarikan diri daripada kekejaman Nazi Jerman.
Sejak 1942, kota pelabuhan Bandar Bandar-e Anzali menerima hingga 2.500 pengungsi Polandia setiap hari, dengan saya total 116.000. 5.000 hingga 6.000 di antaranya adalah orang Yahudi, dan asal-usul jumlah tersebut, hampir 1.000 adalah anak-anak.
.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;}
.wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}