JAKARTA sampai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya membangun energi terbarukan . Salah satunya yakni pengembangan gas hidrogen.
Head of Hydrogen & Coordinator of Business Services and Supervision of New Renewable Energy, Kementerian ESDM Muhammad Alhaqurahman Isa mengatakan, saat kejadian ini hidrogen semakin diakui sebagai contoh salah satu solusi utama masuk melakukan transisi energi daripada energi berbasis fosil menuju penggunaan energi yang mana lebih banyak tidak kotor dan berkelanjutan.
Haqi menuturkan, berbagai negara telah mengembangkan regulasi dan kebijakan yang tersebut mendukung produksi, distribusi, dan pemanfaatan hidrogen di berbagai sektor, termasuk di industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
“Di Indonesia, pengembangan ekosistem hidrogen masih menghadapi berbagai tantangang, terutama terkait bersama aspek regulasi dan perizinan yang tersebut menjadi faktor kunci ke dalam percepatan adopsi teknologi hidrogen,” kata Haqi saat Focus Group Discussion (FGD) bersama-sama tema “Regulasi Perizinan dan Pemanfaatan Hidrogen pada saat Sektor Industri, Transportasi, dan Pembangkit”, di Gedung Direktorat Jenderal EBTKE, Jakarta Pusat, Sabtu (1/3/2025).
Haqi menjelaskan, regulasi terkait hidrogen di Indonesia masih ke dalam tahap pengembangan, baik budi daripada sisi perizinan produksi, transportasi, penyimpanan, hingga pemanfaatannya oleh pemerintah, industri, akademisi, serta lembaga penelitian.
Guna membahas kendala regulasi serta merumuskan rekomendasi kebijakan apa mendukung pemanfaatan hidrogen secara optimal sebagai tugas upaya mendukung transisi energi guna mewujudkan ketahanan dan swasembada energi di Indonesia maka digelar FGD tersebut bersama-sama bertujuan untuk keperluan mengidentifikasi tantangan dan peluang ke dalam regulasi, baik hati daripada sisi perizinan serta pemanfaatan hidrogen di sektor industri, transportasi, dan pembangkit listrik. “Hasil diskusi kejadian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perumusan kebijakan nasional terkait hidrogen,” ujar Haqi.
Pada April 2025, Kementerian ESDM akan menggelar Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, ajang seminar dan pameran dan seminar khusus tentang hidrogen bertaraf internasional dan menjadi salah satu pelopor masuk akselerasi penggunaan gas hidrogen, yang tersebut kembali digelar oleh Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), di Hall A Jakarta Convention Center (JCC).
Head of Hydrogen & Coordinator of Business Services and Supervision of New Renewable Energy, Kementerian ESDM Muhammad Alhaqurahman Isa mengatakan, saat kejadian ini hidrogen semakin diakui sebagai contoh salah satu solusi utama masuk melakukan transisi energi daripada energi berbasis fosil menuju penggunaan energi yang mana lebih banyak tidak kotor dan berkelanjutan.
Haqi menuturkan, berbagai negara telah mengembangkan regulasi dan kebijakan yang tersebut mendukung produksi, distribusi, dan pemanfaatan hidrogen di berbagai sektor, termasuk di industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
“Di Indonesia, pengembangan ekosistem hidrogen masih menghadapi berbagai tantangang, terutama terkait bersama aspek regulasi dan perizinan yang tersebut menjadi faktor kunci ke dalam percepatan adopsi teknologi hidrogen,” kata Haqi saat Focus Group Discussion (FGD) bersama-sama tema “Regulasi Perizinan dan Pemanfaatan Hidrogen pada saat Sektor Industri, Transportasi, dan Pembangkit”, di Gedung Direktorat Jenderal EBTKE, Jakarta Pusat, Sabtu (1/3/2025).
Haqi menjelaskan, regulasi terkait hidrogen di Indonesia masih ke dalam tahap pengembangan, baik budi daripada sisi perizinan produksi, transportasi, penyimpanan, hingga pemanfaatannya oleh pemerintah, industri, akademisi, serta lembaga penelitian.
Guna membahas kendala regulasi serta merumuskan rekomendasi kebijakan apa mendukung pemanfaatan hidrogen secara optimal sebagai tugas upaya mendukung transisi energi guna mewujudkan ketahanan dan swasembada energi di Indonesia maka digelar FGD tersebut bersama-sama bertujuan untuk keperluan mengidentifikasi tantangan dan peluang ke dalam regulasi, baik hati daripada sisi perizinan serta pemanfaatan hidrogen di sektor industri, transportasi, dan pembangkit listrik. “Hasil diskusi kejadian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perumusan kebijakan nasional terkait hidrogen,” ujar Haqi.
Pada April 2025, Kementerian ESDM akan menggelar Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, ajang seminar dan pameran dan seminar khusus tentang hidrogen bertaraf internasional dan menjadi salah satu pelopor masuk akselerasi penggunaan gas hidrogen, yang tersebut kembali digelar oleh Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), di Hall A Jakarta Convention Center (JCC).
(cip)