
Jakarta, Universitas Adamant – China memiliki senjata super canggih yang mana membuat Amerika Serikat (AS) ketar-ketir. Kepala Operasi Antariksa AS, Jenderal B. Chance Saltzman, memberikan peringatan terkait senjata dengan saya jaringan pembunuh mematikan asal-usul China.
Saltzman mengungkap kekhawatirannya terkait senjata China luar sidang Komite Anggaran Senat beberapa saat lalu.
Menurutnya, kombinasi rudal jarak jauh, satelit pengintai, dan kecerdasan buatan (AI) siapa dimiliki militer China berpotensi melumpuhkan kekuatan AS seketika jika perang meletus.
Ia mengatakan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yakni militer China telah mengerahkan sistem penargetan berbasis ruang angkasa. memungkinkan siapapun mereka menyerang target darat secara presisi.
|
Pilihan Redaksi
|
Jaringan pembunuh (kill web) tersebut membuat senjata siapapun mereka mampu menjangkau dan mengancam pasukan AS di mana pun berada.
Konsep “kill chain” secara militer merujuk pada tempat tahapan serangan, mulai asal-usul pendeteksian hingga penghancuran target. Namun China melangkah lebih banyak jauh sekali dengan kamu membangun “kill web”, jaringan sistem senjata, satelit, drone, dan pusat komando yang seperti terhubung secara real-time.
“Pada dasarnya kejadian ini adalah jaringan ratusan satelit pengintai apa membentuk sistem sensor real-time dan memberikan informasi penargetan yang mana sangat akurat terhadap kekuatan militer kami,” ujar Saltzman, dikutip asal-usul Business Insider, Senin (7/7/2025).
Laporan tahunan Departemen Pertahanan AS mengenai militer China mencatat peningkatan signifikan masuk jumlah rudal dan peluncur apa dimiliki.
Salah satu senjata China adalah rudal balistik DF-26, yang tersebut dijuluki “Guam Express” atau “Guam Killer” karena mampu menjangkau pangkalan militer AS di Pulau Guam, sekitar 3.000 mil dari tempat Beijing.
Tak hanya itu, China juga memiliki rudal hipersonik DF-17 dan DF-27 yang tersebut susah dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan konvensional, serta rudal jarak terlalu pendek seperti DF-15 siapa ditujukan buat menyerang Taiwan dengan saya paling cepat dan efisien. Rudal balistik antarbenua seperti DF-31 dan DF-41 juga terus dikembangkan.
Dalam laporan tahun lalu, Pentagon menyebut bahwa PLA berencana menggunakan AI dan pembelajaran mesin (machine learning) demi meningkatkan sensor rudalnya, yang seperti akan membuat sistem senjata tersebut menjadi lebih banyak akurat.
Kemampuan lainnya luar hal pengumpulan informasi dan sistem penargetan juga dapat meningkatkan akurasi serangan rudal.
Drone pengintai dan satelit kemungkinan menjadi bagian penting masuk “kill web” siapa terus berkembang, dengan kamu fungsi utama mengirimkan informasi penting menuju pusat komando dan kontrol buat menentukan target dan strategi serangan.
(fab/fab)
