Lompat ke konten

Tepis Ngoplos RON 90 menuju 92, Inilah Kandungan Zat Deys siapa Dijadikan Pembelaan Pertamina

JAKARTA sampai Kasus dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax yang tersebut menjerat Pertamina dibantah Plh Direktur Utama PT Pertamina Putra Niaga, Mars Ega Legowo Putra saat membahas soal polemik pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM).








Ega mengemukakan bahwa masuk bensin Pertamax ditambahkan zat aditif berupa penambahan warna. “Proses inilah yang mana memberikan keunggulan dan pembedaan asal-usul produk yang mana lain,” katanya di Gedung DPR Senayan kemarin, Kamis (27/2/2025).



Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa terdapat proses injeksi blending atau percampuran. Baginya proses itu dia selesai umum luar produksi yang tersebut merupakan bahan cair.



“Ketika teman-temanku menambahkan proses blending kejadian ini tujuannya untuk keperluan meningkatkan value dari tempat produk tersebut. Jadi, based fuel, RON 92 ditambahkan aditif agar benefitnya, penambagan benefit bagi performa produk-produk ini.



Lalu apa zat apa yang tersebut dipakai masuk BBM, Pewarnaan bahan bakar membantu mengidentifikasi jenis bahan bakar tersebut.



Seperti dilansir Shasolo, misalnya, warna apa tidak sama digunakan untuk keperluan membedakan antara bensin dan diesel. Ini menjadi krusial buat menghindari kesalahan ke dalam penggunaan bahan bakar, terutama di lingkungan industri atau transportasi.



Pewarna sering disebut juga dyes. Ada berbagai macam dyes yang seperti digunakan buat keperluan-keperluan spesifik. Daftarnya seperti di pada bagian bawah ini:



1. Acid Dyes



Pewarna tersebut larut luar jernih dan bersifat anionik dan biasa digunakan buat produk berbahan serat seperti sutra, wol, nilon, dan serat akrilik.



2. Basic Dyes



Serupa bersama acid dyes, pewarna yang ini larut masuk menyegarkan dan bersifat kationik dan bersifat asam. Pewarna yang ini biasa digunakan pada saat serat akrilik namun juga beberapa digunakan pada tempat sutra dan wol. Pewarna yang ini juga digunakan untuk keperluan mewarnai kertas.



3. Direct atau Substantive Dyes



Bila basic dyes dan acid dyes ditambahkan ke dalam keadaan ber-ion, maka pewarna tersebut ditambahkan ke dalam keadaan netral atau sedikit basa.



Penambahan garam lain juga sering dilakukan bila menggunakan pewarna ini. Garam yang seperti dimaksud misalnya sodium klorida, sodium sulfat, atau sodium karbonat. Pewarna kejadian ini sering digunakan pada saat bahan kapas, kertas, kulit, wol, sutra, dan nilon. Pewarna kejadian ini juga digunakan sebagai orang indikator pH (keasaman).



4. Mordant Dyes



Pewarna berkilat yang ini yang mana paling penting adalah synthetic mordant dyes atau chrome dyes apa sering digunakan untuk keperluan bahan wol. Porsi pewarna hal ini adalah 30% untuk keperluan pewarnaan wol dan sangat berguna bila mau mendapatkan warna hitam legam atau jernih tua. Perlu dicatat bahwa pewarna yang ini banyak mengandung logam berat sekali dan memungkinkan sangat terancam bagi kesehatan.



5. Vat Dyes



Pewarna kejadian ini tidak larut masuk jernih termasuk tidak dapat diserap langsung oleh serat bahan siapa akan diwarnai.



6. Reactive Dyes



Banyak digunakan buat pewarnaan serat selulosa dan katun.



7. Disperse Dyes



Dikembangkan sebagai tujuan mewarnai selulosa asetat dan pewarna yang ini larut luar air. Digunakan sebagai tugas pewarna utama demi polyester, nilon, selulosa triasetat, dan serat akrilik.



Pewarna pelarut (Solvent dyes) merupakan jenis pewarna yang tersebut paling umum digunakan bagi mewarnai bahan bakar hidrokarbon. Pewarna barang ini dapat larut masuk pelarut organik.



Seperti yang seperti dijelaskan sebelumnya, pewarna hal ini sangat cocok sebagai tujuan proses pewarnaan pelarut organik, bahan bakar hidrokarbon, lilin, pelumas, plastik, dan semua bahan berbasis hidrokarbon non-polar.

(wbs)

Laguna bet