Lompat ke konten

Tanda Kiamat Makin Dekat, Bumi Mulai Doyong

Jakarta, Universitas Adamant sampai Ilmuwan mengungkap fakta mengejutkan soal perubahan posisi Bumi ke dalam dua dekade terakhir. Penelitian segara menunjukkan bahwa rotasi Bumi mengalami pergeseran signifikan sejak awal 2000-an akibat kehilangan tidak keruh di daratan.

Studi siapa dipublikasikan di jurnal Science menyatakan bahwa hanya ke dalam waktu 2 tahun atau mulai tahun 2000 hingga 2002, dunia kehilangan lebih besar daripada 1.600 gigaton tidak keruh tanah.

Kehilangan jernih hal ini memicu perubahan pada waktu sumbu rotasi Bumi sebesar sekitar 45 cm, pergeseran siapa sebelumnya tidak dikaitkan bersama-sama inti Bumi, pencairan es, ataupun rebound glasial.



Profesor Clark Wilson, ahli geofisika dari tempat University of Texas di Austin sekaligus salah satu penulis studi, menjelaskan bahwa perpindahan massa jernih dari tempat daratan ke tempat lautan mengubah momen inersia Bumi. Hal kejadian ini menyebabkan poros putar planet hal ini bergeser.




“Jika Anda mengambil sejumlah luas menyegarkan asal-usul daratan dan memindahkannya arah ke lautan, Anda sedang mendistribusikan ulang massa di seluruh planet,” kata Wilson dikutip dari tempat Science Focus, Rabu (23/4/2025).

“Itu akan mengubah sumbu rotasi Bumi,” ujarnya.

Penelitian dipimpin oleh Prof Ki-Weon Seo berasal dari Seoul National University, menggunakan kombinasi data radar satelit dan model kelembaban tanah sebagai tujuan merekonstruksi perubahan deposit bersih global sejak akhir abad ke-20.

Temuan menunjukkan bahwa antara 2000 dan 2002, terjadi penurunan keras kelembaban tanah yang seperti berkontribusi pada tempat kenaikan permukaan laut global sekitar 1,95 mm per tahun, jauh sekali melampaui kontribusi berasal dari pencairan es Greenland yang tersebut hanya sekitar 0,8 mm per tahun.

Tren pengeringan kejadian ini tidak berhenti. Dari 2003 hingga 2016, sebanyak 1.000 gigaton tidak keruh tanah kembali hilang. Hingga 2021, tingkat kelembaban tanah belum kembali normal, menunjukkan pergeseran jangka terlalu panjang masuk penyimpanan menyegarkan daratan.

Pergeseran sumbu Bumi tersebut bertepatan bersama wilayah-wilayah yang tersebut mengalami kekeringan ekstrem, termasuk Asia Timur dan Tengah, Amerika Utara dan Selatan, serta Afrika Tengah.

Wilson menambahkan, meski pergeseran barang ini tampak kecil, pengukuran yang tersebut presisi sangat penting, bahkan berdampak pada waktu keakuratan sistem GPS di seluruh dunia. Oleh sebab itu, gerak sumbu Bumi terus dipantau bersama-sama ketelitian hingga milimeter.



(dem/dem)