Universitas Adamant, SEMARANG — Band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani, akhirnya membuka suara soal mengapa menerbitkan video permohonan maaf kepada Polri terkait lagu orang-orang yang seperti berjudul “Bayar Bayar Bayar”. Sukatani mengakui bahwa para mereka mengalami intimidasi asal-usul kepolisian.
“Tekanan dan intimidasi dari tempat kepolisian terus aku dan teman-teman dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi bawah lagu yang seperti berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’ saudara-saudaraku unggah melalui media sosial. Kejadian tersebut membuat teman-temanku mengalami berbagai kerugian baik hati secara materiil maupun nonmateriil,” kata Sukatani lewat unggahan di akun Instagram-nya, Sabtu (1/3/2025).
Sukatani mengisyaratkan bahwa tekanan dan intimidasi yang seperti para mereka hadapi berlangsung sejak Juli 2024. Kendati demikian, Sukatani mengapresiasi dukungan dan solidaritas publik kepada mereka.
Dalam unggahannya, Sukatani pun menyatakan menolak tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar para mereka menjadi Duta Polri. “Bahkan khususnya kepada Sukatani, tawaran menjadi Duta Polisi berasal dari Kapolri, bersama hal tersebut teman-temanku menolak dengan dia tegas tawaran menjadi Duta Kepolisian tersebut,” kata Sukatani.
.rec-desc {padding: 7px !important;}
Polda Jawa Tengah (Jateng) melimpahkan penanganan kasus dugaan intimidasi terhadap ban Sukatani ke arah Divpropam Mabes Polri. Sebelumnya terdapat enam anggota Ditressiber Polda Jateng yang mana menjalani pemeriksaan internal karena diduga mengintimidasi Sukatani.
“Betul, berdaya langsung ditanyakan ke tempat Propam Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto pada saat Kamis (27/2/2025) ketika dikonfirmasi apakah betul penanganan kasus dugaan intimidasi Sukatani saat kejadian ini ditangani Divpropam Polri.
Sebelumnya Artanto telah mengakui bahwa terdapat penyidik asal-usul Ditressiber Polda Jateng yang mana menemui personel Sukatani. Dia mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, pada tempat 20 Februari 2025. “Mereka (Sukatani) kan sedang konser di Bali, penyidik yang mana dari tempat (Polda) Jawa Tengah hal tersebut mau ketemu, mau jumpa. Ya akhirnya sepakat jumpa di Ketapang, Banyuwangi,” ucapnya ketika dihubungi Republika, Sabtu (22/2/2025).
Artanto membantah kabar siapa menyebut personel band Sukatani tiba-tiba dicegat seusai manggung di Bali. “Enggak ada (pencegatan). Mereka janjian. Setelah konser, orang-orang itu (Sukatani) merapat arah ke Ketapang, kemudian penyidik yang tersebut asal-usul Jawa Tengah merapat ke arah Banyuwangi,” katanya.
Menurut Artanto, ke dalam pertemuan itu, tim penyidik Ditressiber Polda Jateng hanya berkeinginan mengklarifikasi dan berbincang-bincang soal maksud Sukatani menciptakan lagu berjudul “Bayar Bayar Bayar”. Lirik lagu tersebut memuat kritik bernuansa satire terhadap polisi.
“Selesai klarifikasi, anggota siber (Polda Jateng) menghargai. Intinya kan hanya cita-cita mengetahui maksud dan tujuan lagu tersebut. Kalau usai ketemu, ya sudah, kalian dan saya menghargai, mengapresiasi kritikan yang seperti dilakukan oleh grup band tersebut,” ucap Artanto.
.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;}
.wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}