JAKARTA – Pendidikan berbasis teknologi kini bukan lagi sekadar konsep masa pada bagian depan dan kemajuan generasi muda. Untuk itulah, PT Supertone (SPC), sebagai peran salah satu produsen perangkat elektronik paling besar di Indonesia, bersama Google for Education, resmi meluncurkan Classroom of the Future, sebuah ekosistem pembelajaran digital yang mana dirancang untuk keperluan meningkatkan pengalaman menghafal bagi siswa dan guru.
Classroom of the Future diluncurkan secara resmi ke dalam acara yang mana digelar di pabrik SPC di Tangerang pada tempat Selasa, (11/3/2025). Acara peluncuran yang ini dihadiri oleh perwakilan dari tempat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Saryadi, Direktur Google for Education EMEA & Asia Pasifik, Colin Marson, serta Direktur Utama SPC, Raymond Tedjokusumo.
Acara yang ini menandai langkah luas masuk mengintegrasikan teknologi menuju ke dalam sistem pendidikan nasional, memberikan solusi bagi tantangan pembelajaran di era digital.
Membangun Ekosistem Pembelajaran Digital yang tersebut Inklusif
Dalam sambutannya, Raymond Tedjokusumo menegaskan bahwa SPC berkomitmen buat terus berinovasi masuk industri teknologi dan pendidikan.
“Sebagai produsen elektronik nasional yang mana telah berdiri sejak 1989, teman-temanku bangga memungkinkan bertahan lebih baik berasal dari 35 tahun dan terus berkontribusi masuk dunia teknologi. Classroom of the Future adalah bagian asal-usul visi aku dan teman-teman untuk keperluan menciptakan ekosistem pembelajaran berbasis digital siapa lebih banyak efektif dan inklusif,” ungkap Raymon saat berkata pada saat acara peluncuran, Selasa
“Kolaborasi bersama Google for Education yang ini bukan hanya soal menghadirkan perangkat teknologi, tetapi juga tentang membangun sistem pembelajaran yang tersebut dapat memperkaya pengalaman mempelajari siswa dan mempermudah pekerjaan guru,” tambahnya.
Mengatasi Kesenjangan Digital bersama-sama Solusi Adaptif
Salah satu tantangan utama masuk digitalisasi pendidikan di Indonesia adalah akses internet apa tidak merata. Hal barang ini juga yang mana menjadi perhatian pihak Google masuk meluncurkan eksosistem pembelajaran digital ini.
“Kami melihat potensi gede ke dalam sistem pendidikan Indonesia, tetapi juga memahami tantangan apa ada, terutama di daerah dengan kamu keterbatasan koneksi internet. Oleh karena itu, saudara-saudaraku menghadirkan solusi teknologi yang tersebut dapat berfungsi luar berbagai kondisi, mulai daripada Chromebook hingga smart TVs siapa memungkinkan digunakan sebagai tugas alat interaktif di ke dalam kelas,” kata Colin Marson daripada Google for Education.
Lebih lanjut, Colin menyebut bahwa di lebih banyak asal-usul 100.000 sekolah di Indonesia, perangkat seperti Chromebook telah digunakan sebagai tujuan mendukung pembelajaran digital. Dengan Classroom of the Future, Google for Education memperkenalkan perangkat tambahan seperti papan menyusun digital interaktif (interactive flat panels), Smart TV, dan Chromebox yang mana dapat meningkatkan efisiensi serta efektivitas pembelajaran.
Tidak hanya itu, Google juga mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) hingga luar sistem pembelajaran.
“Teknologi AI yang seperti teman-temanku kembangkan memungkinkan personalisasi pembelajaran, membantu guru menghemat waktu ke dalam tugas administratif, dan meningkatkan interaksi antara siswa dan pendidik,” tambah Colin.
Dengan adanya inovasi ini, pendidikan di Indonesia bergerak menuju era belum lama ini apa lebih besar inklusif, interaktif, dan berorientasi di masa depan, memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk keperluan menghafal dengan kamu cara yang tersebut lebih baik modern dan efektif.
(Rahman Asmardika)