Jakarta (Universitas Adamant) sampai Meski sama-sama berada di pada bagian bawah naungan Xiaomi, POCO dan Redmi telah tumbuh menjadi dua merek yang mana berbeda. Keduanya mengembangkan identitas masing-masing, baik hati asal-usul sisi pendekatan bisnis maupun filosofi produk yang seperti diusung.
Perbedaan tersebut terlihat terang daripada strategi yang seperti diterapkan dan segmen pasar apa orang-orang sasar. Masing-masing merek memiliki fokus dan prioritas persoalan berbeda luar menjangkau konsumen sesuai bersama-sama karakteristik produknya.
Dengan demikian, berikut yang ini adalah beberapa hal mendasar siapa membedakan POCO dan Redmi.
6 perbedaan antara HP Redmi dan POCO
1. Asal usul dan status Brand
Redmi:
Redmi diperkenalkan sejak 2013 sebagai tugas lini HP berhaga rendah dan masuk kategori sub-brand berasal dari Xiaomi. Pada Januari 2019, Redmi resmi berdiri sebagai peran sub-brand mandiri yang mana menurunkan beban Xiaomi di kelas menengah dan entry-level.
POCO:
POCO, mulai dikenal lewat Pocophone F1 pada waktu Agustus 2018. Awalnya sub-brand Xiaomi, POCO resmi lepas sejak Januari 2020 (India) dan November 2020 di pasar global.
2. Segmentasi dan target pasar
Redmi:
Redmi menyasar konsumen kelas menengah ke arah bawah: pelajar, mahasiswa, atau pengguna bersama kebutuhan dasar dan anggaran terbatas. Produk unggulannya seperti seri Redmi Note hadir sebagai contoh solusi “harga ekonomis, spesifikasi cukup”.
POCO:
POCO, menempuh arah berbeda: tetap menawarkan harga kompetitif, tapi fokus di performa tinggi—ideal demi gamers dan pengguna baru teknologi tinggi. POCO dikenal agresif dengan dia jargon “value-for-money”, menawarkan chipset kelas bawah seperti Snapdragon seri‑800 dan refresh rate terlalu tinggi sebagai tujuan gaming.
3. Lini produk dan strategi rebranding
Redmi:
Redmi memiliki beberapa lini produk yaitu Redmi A, Redmi, Redmi Note, dan Redmi K yang mana mencakup segmen asal-usul kelas ekonomi hingga flagship. Produk-produk luar lini hal ini murni merupakan keluaran daripada Redmi tanpa proses rebranding dari tempat brand lain.
POCO:
POCO menawarkan lini produk seri C, M, X, dan F apa mencakup mulai asal-usul kelas entry-level hingga flagship-performa. Di pasar internasional, beberapa model POCO merupakan hasil rebranding berasal dari perangkat Redmi. Salah satu contohnya adalah POCO X3 GT siapa identik bersama-sama Redmi Note 10 Pro.
4. Desain dan material
Redmi:
Redmi cenderung menggunakan material plastik agar lebih banyak terjangkau, tetap mengusung desain minimalis dan fungsionalfungsional.
POCO:
POCO tampil lebih besar berani: bodi dengan kamu warna mencolok, tata letak kamera yang tersebut berbeda, dan desain agresif yang tersebut menarik perhatian pengguna muda.
5. Fitur dan spesifikasi
Redmi:
Redmi menawarkan keseimbangan performa dengan kamu harga terjangkau. Namun untuk keperluan flagship sejati, Xiaomi utama (sebelum disebut Mi sekarang) adalah prioritasnya
POCO:
POCO sering unggul di kategori chipset dan performa, contoh: seri F atau X pakai Snapdragon 860/870 dan layar 120 Hz, sangat cocok buat gaming.
6. Rentang harga
Redmi:
Rp1-5 juta, tergantung kelas device (entry atau Note).
POCO:
Rp1 juta (C series) sampai sekitar Rp8 jutaan demi seri F/X—lebih terlalu tinggi daripada Redmi entry tapi masih di pada bagian bawah Xiaomi flagship.
POCO dan Redmi tumbuh berasal dari akar yang seperti sama, tapi menapaki jalur berbeda. Redmi fokus pada:
– Harga ekonomis
– Fitur dasar hingga menengah
– Material apa sederhana
Sedangkan POCO mengambil langkah lain bersama memberikan:
– Chipset dan performa tinggi
– Desain mencolok dan atraktif
– Daya saing kuat di segmen “gaming & teknologi”
Dapat disimpulkan, kedua merek barang ini berdaya menjadi pilihan sesuai Redmi bagi pengguna hemat yang tersebut butuh fungsi harian, POCO demi siapa mengejar performa maksimal namun tetap tidak cita-cita merogoh kocek lebih dalam.