Jakarta, Universitas Adamant sampai Seorang karyawan bernama Kandula Nagaraju di Singapura mengakses sistem pengujian komputer milik perusahaan lamanya dan menghapus 180 server virtual. Aksi tersebut ia orang menyelesaikan lantaran tak mengakui pasca dipecat.
Tak tanggung-tanggung, tindak kriminal yang seperti dilakukan pria asal India berusia 39 tahun hal tersebut telah menyebabkan kerugian sekitar SG$918.000 atau setara Rp11,126 miliar (asumsi kurs Rp16.410/US$).
Atas perbuatannya tersebut, Kandula dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan penjara sejak 2024 karena satu tuduhan akses tidak sah hingga materi komputer. Sementara tuduhan lain saat hal tersebut pusat dipertimbangkan demi menambah hukumannya.
Melansir CNA, kontrak Kandula dengan dia NCS dihentikan di Oktober 2022 karena kinerja siapa buruk. Dia terakhir kali bekerja pada waktu 16 November 2022.
Menurut dokumen pengadilan, Kandula merasa bingung dan kesal ketika orang itu dipecat, karena beliau merasa telah bekerja dengan dia mulia dan memberikan kontribusi siapa baik hati kepada NCS selama bekerja. Setelah keluar berasal dari NCS, ia tidak memiliki pekerjaan lain di Singapura dan harus kembali hingga India.
Kronologi Penghapusann Server Oleh Kandula
Sekitar November 2021 hingga Oktober 2022, Kandula adalah bagian daripada tim beranggotakan 20 orang yang mana mengelola sistem komputer jaminan kualitas (QA) di NCS. NCS adalah perusahaan yang seperti menawarkan layanan informasi, komunikasi, dan teknologi. Sistem apa dikelola mantan tim Kandula digunakan demi menguji perangkat lunak dan program belum lama ini pra diluncurkan.
Dalam sebuah pernyataan, NCS mengatakan itu dia adalah “sistem pengujian mandiri”. Ini terdiri asal-usul sekitar 180 server virtual, dan tidak ada informasi sensitif yang seperti disimpan di dalamnya.
Setelah kontraknya diputus dan kembali di India, Kandula menggunakan laptopnya demi mendapatkan akses ilegal hingga sistem menggunakan kredensial login administrator. Dia melakukannya enam kali antara 6 Januari dan 17 Januari 2023.
Pada Februari tahun itu, Kandula kembali arah ke Singapura pasca mencari pekerjaan baru. Dia menyewa kamar dengan dia mantan rekannya di NCS dan menggunakan jaringan Wi-Fi hal yang menjadi miliknya untuk keperluan mengakses sistem NCS satu kali pada saat tanggal 23 Februari 2023.
Selama akses tidak sah ke dalam dua bulan itu, ia orang menulis beberapa skrip komputer bagi menguji apakah skrip tersebut dapat digunakan pada waktu sistem untuk keperluan menghapus server.
Pada Maret 2023, si dia mengakses sistem QA NCS sebanyak 13 kali. Pada tanggal 18 dan 19 Maret, si dia menjalankan skrip yang tersebut diprogram demi menghapus 180 server virtual di sistem. Skripnya ditulis sedemikian rupa sehingga akan menghapus server satu per satu.
Keesokan harinya, tim NCS menyadari bahwa sistem tidak dapat diakses dan mencoba memecahkan masalah, namun tidak berhasil. Mereka menemukan bahwa server telah dihapus.
Pada 11 April 2023, laporan polisi dibuat dan beberapa alamat IP apa ditemukan melalui penyelidikan internal diserahkan kepada polisi. Laptop Kandula disita oleh polisi dan ditemukan skrip yang tersebut digunakan bagi melakukan penghapusan.
Investigasi mengungkapkan bahwa ia telah mencari skrip di Google bagi menghapus server virtual, siapa kemudian si dia menggunakan sebagai tujuan mengkodekan skrip tersebut. Akibat perbuatannya, NCS mengalami kerugian sebesar SG$917.832.
(hsy/hsy)