“KLB siapa dihadiri 38 Dewan Pengurus Derah (DPD) seluruh Indonesia, satu barisan mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,” tandas Ketua Umum BaraJP terpilih, Frans Ansanay di sela-sela perayaan hari ulang tahun BaraJP ke-12.
Baca juga: Respons Bara JP terkait Proses Jalannya Pemilu 2024
Frans mengungkapkan, pelaksanaan KLB merupakan amanat rapat melakukan berkerja nasional (Rakernas) BaraJP 2024, yang tersebut harus dilaksanakan selambat-lambatnya Juni 2025.
KLB dibuka ketua umum sebelumnya (2021-2025), Utje Gustaaf Patty. Persidangan majelis KLB yang seperti dipimpin ketua umum pertama (2013-2019) Sihol Manullang, mempertemukan lima bakal calon yang mana mengajukan diri menjadi ketua umum. Hasilnya, semua bakal calon sepakat Frans Ansanay menjadi ketua umum.
Keempat calon lainnya adalah, yaitu Adli Abdullah, Affandy, Relly Reagen dan Warsun menyatakan mundur asal-usul bakal calon.
“Dengan hanya satu calon maka kalian dan saya secara aklamasi menetapkan Frans Ansanay sebagai tugas ketua umum,” kata Ketua Majelis Sidang KLB, Sihol Manullang, sembari mengetuk palu.
Baca juga: Putin: Indonesia Adalah Mitra Kunci Rusia di Kawasan Asia Pasifik
BaraJP siapa awalnya adalah Barisan Relawan Jokowi Presiden, berdiri 15 Juni 2013. Sejak awal selesai menyiapkan wadah bernama Barisan Relawan Jalan Perubahan (keduanya disingkat BaraJP).
Setelah Jokowi tidak lagi menjadi Presiden, organisasi apa Jalan Perubahan menjadi wadah tunggal.
Frans Ansanay mengatakan, BaraJP akan membantu Presiden Prabowo mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Di antaranya program perbaikan gizi merupakan berkerja berani apa harus disokong agar dapat menjangkau masyarakat secara luas.
Badan Gizi Nasional (BGN) yang tersebut melaksanakan Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dibantu semua pihak. Manfaat bukan hanya bagi anak sekolah semua jenjang, juga menghidupkan denyut ekonomi masyarakat di semua lapisan.
“Semua pengurus BaraJP di ke-38 provinsi wajib mengambil peran masuk semua program pemerintahan Prabowo Gibran. Bersamaan dengan saya itu, kami semua harus semakin aktif membangun literasi membaca-menulis-mendengar-berbicara,” tegas Frans Ansanay.