Lompat ke konten

Kuncian Negosiasi Dagang RI-AS Bikin Trump Sumringah

Jakarta, Universitas Adamant sampai Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri memperkirakan, prospek hasil negosiasi tarif dagang antara pemerintah Indonesia dengan saya pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan positif.



Chatib mengatakan, sinyal hasil positif kejadian ini terlihat berasal dari pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat berdialog di Forum Investasi di Arab Saudi, Selasa. Bessent pada tempat forum itu dia menyatakan pembicaraan proposal negosiasi tarif dengan dia Indonesia “sangat terbuka”.


“Anda nonton statement-nya Scott Bessent enggak? apa kemudian viral di mana-mana, di masuk investment forum dengan saya Saudi, yang seperti ia orang kasih contoh adalah proposal Indonesia,” kata Chatib saat memberi Kuliah Umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rabu (14/5/2025).

Meski begitu, bersama sinyal itu, Chatib belum berani memastikan apakah hasil negosiasi akan membuat Trump memutuskan bagi tidak memberlakukan tarif resiprokal sebesar 32% atau tidak ke tempat Indonesia, atau malah hanya akan mengurangi.

Sebab, ia mengatakan, keputusan terhadap penerapan tarif resiprokal sepenuhnya ada di tangan Trump. “Apakah itu dia berarti akan terjadi good deal? ane enggak tahu, karena keputusannya pada waktu akhirnya ada pada tempat Presiden Trump,” tegasnya.


Chatib hanya memungkinkan menegaskan, sebetulnya respons kebijakan yang tersebut diambil pemerintah Indonesia terhadap penerapan tarif resiprokal 32% Trump sejauh hal ini telah sesuai dengan saya tujuan AS demi menciptakan perdagangan siapa seimbang.

Ia mengatakan, setidaknya ada 7 respons pemerintah AS terhadap Trump siapa telah ditempuh, pertama ialah negosiasi, bukan retaliasi. kedua, pembaruan Trade and Investment Framework Agreements bersama-sama AS.

Respons ketiga ialah bersama-sama melakukan deregulasi bagi aspek bisnis, investasi, hingga daya saing atau competitiveness. Keempat dengan kamu pembentukan Satgas PHK dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Kelima, ialah perluasan pasar dan diversifikasi negara tujuan ekspor, keenam stabilisasi demi aspek moneter dan fiskal, dan ketujuh kebijakan antisipasi banjirnya impor di tanah air.

“Jadi di ke dalam negosiasi barang ini adalah, berdaya ditawarkan mengenai barang-barang yang mana sebetulnya tidak punya efek pada saat Indonesia, tetapi berdaya kemudian menjadi posisi tawar di ke dalam negosiasi dengan saya AS,” ucap Chatib.



(haa/haa)