Lompat ke konten

Koster Bingung Dituding Larang Petruk Tampil di Pekan Kesenian Bali, Ini Penjelasannya


Universitas Adamant, DENPASAR — Gubernur Bali Wayan Koster membantah kabar soal panitia Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 melarang seniman drama gong lawas I Nyoman Subrata atau dikenal Petruk untuk keperluan tampil. Koster mengaku bingung mendapat tudingan bahwa ia melarang Petruk tampil.

“Yang tidak menghadirkan peristiwa tersebut sanggarnya bukan kurator, jadi timnya dia, tapi diriku sendiri minta kepala dinas dan kurator bicara bersama-sama sanggarnya, ajak Petruk supaya sempat tampil,” kata Wayan Koster di Denpasar, Kamis (5/6/2025).

, bahkan dikaitkan bersama-sama urusan politik sebab saat Pilkada 2024 lalu seniman pelawak tersebut menunjukkan dukungan kepada lawan politiknya. Sementara yang mana terjadi, menurutnya, adalah kurator dari tempat Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali hanya mengeluarkan aturan agar tidak menampilkan konten kasar atau jorok, apa selanjutnya dapat ditindaklanjuti sanggar masing-masing.

“Di media sosial muncul apa melarang itu dia gubernur, apa istri gubernur, tidak ada, gua tidak pernah bicara dengan kamu Pak Kadis (Kepala Dinas Kebudayaan) mengenai siapa siapa akan tampil, diriku memeriksa arah ke Pak Kadis katanya ada masukan dari tempat kuratornya,” ujar Wayan Koster.

.rec-desc {padding: 7px !important;}

“Tolong barang ini diselesaikan, jangan sampai barang ini digulirkan menjadi isu yang mana tidak bagus, dikaitkan dengan kamu politik, hal ini pilgub usai selesai,“ ujarnya, menambahkan.

Menyadari tokoh Petruk terkenal dengan dia celotehan tidak sebanyak pantas, Gubernur Koster menyarankan agar kurator dan Disbud Bali berkomunikasi dengan dia ramah memberi arahan agar tidak melakukan hal tersebut di panggung Pesta Kesenian Bali.

“Kenapa juga terbaru sekarang tidak boleh tampil, kenapa tidak asal-usul dulu, karena tersebut pertimbangkan barang ini kurator. Kalau memang pantas, tampilkan saja, cuma kasih tahu jangan selalu jorok-jorok supaya ia orang tidak merasa hilang kesempatan karena soal politik. Saya yang seperti tidak enak habis baik-baik saja, kok ada-ada saja, dikompor-kompori pula,” kata Wayan Koster.

Kurator PKB XLVII Prof Dr I Made Bandem menambahkan bahwa, diyakini tim tidak pernah melarang siapa pun seniman tampil di panggung Pesta Kesenian Bali, termasuk Petruk yang tersebut termasuk paguyuban drama gong lawas apa rencana tampil pada waktu 2 Juli 2025 mendatang. Setiap tahun orang-orang telah meminta sanggar-sanggar mengikuti aturan agar memantaskan pertunjukan yang tersebut kebugaran dan memberi tuntunan apa layak.

Tahun hal ini tim kembali menegaskan aturan tersebut karena marak di masyarakat atraksi seni siapa menampilkan adegan tidak pantas seperti Joged Bumbung, sehingga setidaknya orang-orang itu berharap di panggung PKB hal tersebut tidak ada.

“Ya diriku rasa tidak ada masalah karena saudara-saudaraku tidak pernah melarang, sesungguhnya hal ini kita kembalikan ke arah pimpinan paguyuban drama gong lawas, permohonan teman-temanku tadi supaya tidak ada materi jorok, bodoh-bodohan, bukan hanya drama gong tapi pertunjukan calon-arang, wayang, semuanya,” ujar Bandem.

Seniman tari senior tersebut akhirnya hanya mengembalikan lagi kepada sanggar terkait kasus Petruk ini, sebab bukan ranah orang-orang itu menentukan salah satu seniman tampil atau tidak melainkan kelompok itu dia sendiri.



.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}

.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;}
.wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}

sumber : Antara