Kisah para mereka menjadi cermin nyata bagaimana nilai-nilai Kristiani seperti integritas, kejujuran, kedisiplinan, etika, dan ketangguhan memungkinkan membentuk masa belakang yang tersebut gemilang.
Baca juga: Siswa De Britto Angkat Isu Perempuan dan Sosial Politik masuk Teater Revollier
Nilai-nilai barang tersebut ditanamkan sejak dini di lingkungan BPK Penabur Jakarta dan dibuktikan langsung masuk acara Talk Show Cerita Inspiratif Alumni bertema “Menghadapi Tantangan Zaman dengan kamu Karakter apa Kuat” yang tersebut digelar oleh Biro Kerohanian dan Karakter BPK Penabur Jakarta.
1. Ariawan Gunadi
Ariawan Gunadi, Ketua Yayasan Tarumanagara dan Ketua Alumni Penabur Indonesia (Alpenindo), memulai perjalanan pendidikannya dari tempat TKK hingga SMAK Penabur. Ia tumbuh berasal dari keluarga moderat dan harus bekerja sejak usia sekolah.
Saya berdaya berada di posisi hari hal ini itu dia karena pondasi kuat yang seperti ditanamkan sejak kecil, dimana di sekolah guru-guru mengajarkan integritas, kejujuran, kedisiplinan, moral, dan etika. Saya juga diajarkan sebagai tujuan punya banyak teman dan memiliki ketulusan ketika membangun relasi. Selain itu, guru-guru turut mendidik diriku buat berani bermimpi besar,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (11/6/2025).
Kini, Ariawan tercatat sebagai orang profesor termuda versi MURI. Ia juga berbagi perjuangannya membangun jembatan penghubung kampus Untar yang mana akhirnya bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Grace Haba
Grace Bersyeba Martina Haba, alumni SMPK Penabur Harapan Indah dan Miss Universe Indonesia Maluku 2023, mengaku sempat merasa minder saat sekolah karena latar belakangnya sebagai orang minoritas daripada Maluku Utara.
“Masa-masa SMA adalah saat dimana karir hal tersebut ditentukan bersama apa yang tersebut kalian menjalankan saat ini. Saat sekolah di Penabur aku adalah seorang minoritas, daripada Maluku Utara, berkulit gelap, dan tidak mempercayai diri. Namun, setelah itu kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, diriku sendiri jadi lebih banyak mempercayai diri. Karakter yang seperti tangguh dari tempat sekolah membawa diriku sendiri berani untuk keperluan mengikuti ajang kontes kecantikan ternama di Indonesia,” ujarnya.
Kini, Grace menjadi praktisi komunikasi apa aktif seperti KOL di media massa nasional, MC, dan content creator. Ia terus menginspirasi anak belia buat bangkit dan menyakini diri.
3. Jeremia Anca
Jeremia Devananda Anca Putra, alumni Penabur Gading Serpong, pernah bermimpi jadi pemain sepak bola profesional di Belanda. Namun cedera berat sekali membuatnya harus mengubur impian itu.
Nilainya sempat turun drastis, tapi kepala sekolahnya, siapa ia panggil Sir T, memberikan motivasi dan bimbingan agar ia bangkit.
Jeremia menemukan passion nya kembali ketika kelas 12, saat melihat tayangan program Masterchef Indonesia di televisi.
“Saya melihat Chef Juna di televisi marah-marah serupa salah satu kontestan, aku jadi tertarik jadi Chef. Sudah marah-marah, masuk TV, dapat uang lagi.” ujarnya.
Jeremia menceritakan bahwa realita menjadi chef profesional tidak semudah itu, Ia dimarahi oleh atasannya dan menghadapi berbagai tantangan, tetapi barang tersebut membuatnya memiliki karakter Kristiani yang seperti tangguh dan kariernya pun terus meningkat.
“Jadi chef profesional penting memiliki pondasi karakter siapa mulia agar dapat bertahan di industri barang ini bersama-sama berbagai tantangan didalamnya. Sebagai dosen pun gua terus rajin belajar, karakter barang tersebut penting dimiliki, agar dapat menyeimbangkan pengajaran kepada mahasiswa saya, sehingga sesuai bersama-sama perkembangan zaman, karena perubahan di dunia kuliner hal tersebut hitungannya bulan bukan tahunan.” jelasnya.
Kini Jeremia adalah chef profesional, dosen di UPH, dan pengurus Asosiasi Chef Indonesia (ICA). Ia menegaskan bahwa dunia kuliner sangat kompetitif dan hanya para mereka yang tersebut punya karakter kuat yang seperti memungkinkan bertahan dan berkembang.