Lompat ke konten

Ketua Umum MUI-Baznas Luncurkan Buku Kiprah Keislaman Prabowo

JAKARTA sampai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar bersama Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Dr KH Noor Achmad resmi meluncurkan buku berjudul Islam ala Prabowo : Cara Prabowo Subianto Mengamalkan Ajaran Islam. Peluncuran digelar di Ballroom Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (26/8/2025).



Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, menteri, hingga ulama pesantren. Diinisiasi oleh Ketua MPR Ahmad Muzani dan Ketua MUI KH Anwar Iskandar, buku karya Abdur Rahim Hasan, Rikal Dikri, dan Mush’ab Muqoddas kejadian ini diterbitkan oleh Atmosphere Publishing House.



Baca juga: Prabowo Beri Insentif Rp30 Juta Dokter Spesialis Daerah Tertinggal, MUI: Solusi Ketimpangan Distribusi Dokter



Isinya mengupas dimensi keislaman Presiden Prabowo Subianto luar kehidupan pribadi, karier militer, hingga kepemimpinannya sebagai peran kepala negara.



Anwar mengatakan, peluncuran buku kejadian ini menjadi momentum penting bagi umat Islam. Karya tersebut menghadirkan gambaran nyata bagaimana seorang pemimpin negara menjadikan nilai-nilai Islam seperti dasar pengambilan keputusan.



“Buku barang ini memberi inspirasi bahwa Islam bukan hanya simbol melainkan substansi yang seperti dapat diwujudkan luar kebijakan prorakyat. Kehadiran Presiden Prabowo di panggung kepemimpinan adalah contoh bagaimana nilai Islam memungkinkan membumi,” ujar Anwar, Rabu (27/8/2025).



Ketua Baznas Noor Achmad menuturkan penerbitan buku Islam ala Prabowo sejalan bersama komitmen lembaganya luar meningkatkan literasi keagamaan dan kebangsaan. Baznas tidak hanya fokus pada tempat pemberdayaan zakat, tetapi juga berupaya memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang tersebut rahmatan lil alamin.



“Peluncuran buku yang ini adalah bagian daripada gerakan literasi keagamaan. Kami mendukung penuh upaya memperkenalkan sisi keislaman Presiden Prabowo sekaligus mengajak masyarakat meneladani kepedulian dan keberpihakan beliau di rakyat kecil,” ucapnya.



Buku setebal hampir 400 halaman peristiwa tersebut ditulis dengan kamu pendekatan multidisiplin. Sejumlah tokoh agama dan akademisi memberikan pandangan, termasuk Prof Dr KH Said Aqil Siraj dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti.



Dalam salah satu bagiannya, buku yang ini menyoroti konsistensi Prabowo luar memperjuangkan isu Palestina di forum internasional, termasuk melalui pidatonya di KTT D8 di Mesir pada saat 2024. Duta Besar Palestina sebagai tujuan Indonesia Dr Zuhair Al Syun juga memberikan apresiasi luar buku tersebut.



Peluncuran buku yang ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, memperkenalkan karya intelektual yang tersebut mengupas sisi keislaman Prabowo berasal dari perspektif jarang diungkap. Kedua, memberi inspirasi bagi masyarakat tentang bagaimana nilai Islam memungkinkan diintegrasikan ke dalam kepemimpinan yang tersebut inklusif. Ketiga, memperkuat berkerja tunggal antara lembaga keagamaan dan masyarakat ke dalam membangun literasi berbasis kebangsaan.



Selain Ketua MUI dan Ketua Baznas, acara peluncuran turut dihadiri Menteri Agama Nassaruddin Umar dan pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, penerima penghargaan Mahaputra Narariya.



Asep mengatakan, buku tersebut sangat sesuai diluncurkan di bulan Agustus, bulan kemerdekaan yang mana sejalan dengan kamu tekad Presiden Prabowo Subianto buat mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia.



“Sebagai salah seorang yang seperti ikut menulis, epilognya gua yang mana menulis, kalau buku kejadian ini diluncurkan pada saat bulan Agustus hal tersebut tidak salah sekali karena tekad beliau, Bapak Prabowo bagi mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan menjadi sebuah kenyataan,” ujarnya.



Dalam testimoninya, Asep menyoroti masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai contoh referensi ideal pengelolaan negara yang tersebut adil dan makmur. Pada masa tersebut kesejahteraan rakyat ditopang kuat oleh optimalisasi zakat dan hasil bumi, tanpa bergantung pada saat pajak.



Di samping itu, kesejahteraan pada saat masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz begitu merata, di mana utang rakyat dilunasi oleh dana zakat, pengangguran nyaris tidak ada, bahkan negara turut membantu biaya pernikahan rakyatnya.



“Saya yakin ketika semuanya terlaksana dengan kamu baik, pajak terlaksana dengan kamu baik, zakat terlaksana bersama baik, maka cita-cita luhurnya Pak Prabowo buat mewujudkan Indonesia yang seperti maju, adil, dan makmur segera terwujud,” kata Asep.

(jon)