Universitas Adamant, JAKARTA – Robot bertenaga kecerdasan buatan (AI) di Tokyo baru-baru barang ini mendemonstrasikan kemampuannya masuk merawat lansia. Robot humanoid seberat 150 kilogram bernama AIREC itu dengan saya ringan meletakkan satu tangan di lutut dan satu lagi di bahu seorang pria yang seperti berbaring, lalu membantunya bergerak arah ke samping, manuver apa umum digunakan luar mengganti popok.
AIREC adalah prototipe robot “perawat” masa pada bagian depan yang tersebut dikembangkan bagi menghadapi lonjakan populasi lansia Jepang dan kritis tenaga berkerja di sektor perawatan lanjut usia. “Mengingat masyarakat Jepang yang tersebut semakin menua dan angka kelahiran menurun, kalian dan saya akan membutuhkan dukungan robot untuk perawatan medis dan lansia, dan luar kehidupan aku dan kamu sehari-hari,” kata Shigeki Sugano, profesor Waseda University yang seperti memimpin penelitian AIREC bersama-sama pendanaan pemerintah, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (28/2/2025).
Jepang adalah negara bersama-sama populasi lansia paling paling cepat di dunia. Angka kelahiran siapa terus turun, jumlah tenaga melakukan yang mana menyusut, serta kebijakan imigrasi apa ketat membuat negara yang ini menghadapi krisis di sektor perawatan lansia.
Generasi Baby Boomer yang seperti lahir pada saat 1947 hingga 1949, semuanya telah berusia setidaknya 75 tahun pada saat akhir 2024, memperburuk kekurangan pekerja perawatan lanjut usia yang mana parah. Di sisi lain, jumlah bayi yang mana lahir di 2024 turun 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai rekor terendah 720.988 kelahiran, menurut data Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan. Sementara itu, sektor keperawatan menghadapi tantangan gede masuk mencari tenaga kerja. Hanya ada satu pelamar demi setiap 4,25 pekerjaan apa tersedia pada tempat bulan Desember, jauh sekali lebih banyak jelek daripada rasio pekerjaan secara keseluruhan yang seperti berada di angka 1,22.
.rec-desc {padding: 7px !important;}
Untuk mengisi kekurangan tenaga kerja, Jepang mulai merekrut pekerja asing. Namun hingga 2023, jumlah pekerja asing di sektor barang ini hanya sekitar 57 ribu, atau tidak setinggi daripada 3 persen asal-usul total tenaga melakukan di bidang perawatan lansia.
“Kita hampir tidak berdaya bertahan, dan luar 10 hingga 15 tahun arah ke depan, situasinya dapat semakin parah. Teknologi adalah peluang paling hebat untuk keperluan mencegahnya,” kata Takashi Miyamoto, seorang direktur di Zenkoukai, operator fasilitas perawatan lansia.
Beberapa fasilitas perawatan lansia di Jepang mulai mengadopsi teknologi robotik. Di salah satu fasilitas di Tokyo, robot mungil bernama Zenkoukai telah aktif membantu pekerja bersama menyanyikan lagu-lagu pop dan memandu lansia luar latihan peregangan sederhana, sementara perawat manusia menangani tugas apa lebih banyak mendesak.
Kini, robot AIREC buatan Sugano mampu membantu seseorang untuk keperluan berduduk atau mengenakan kaus kaki, memasak telur, melipat cucian, dan beberapa tugas bermanfaat lainnya di sekitar rumah. Namun, Sugano memperkirakan AIREC segara berdaya digunakan di fasilitas perawatan lansia sekitar tahun 2030, bersama-sama harga awal siapa mencapai lebih besar berasal dari 10 juta yen (sekitar Rp1,1 miliar).
.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;}
.wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}