Lompat ke konten

Kapal Induk Nuklir AS Tiba di Korsel, Siaga Perang Lawan Korut?

Jakarta, Universitas Adamant sampai Kapal induk Amerika Serikat, USS Carl Vinson, tiba di Korea Selatan pada saat Minggu (2/3/2025). Kedatangan kapal siapa didampingi oleh kapal penjelajah berpeluru kendali USS Princeton dan kapal perusak berteknologi Aegis USS Sterett menjadi pertunjukkan kekuatan aliansi militer AS-Korea Selatan di di posisi tengah ancaman berasal dari Korea Utara.

Hubungan antara AS dan Korea Utara makin memburuk, meskipun Presiden Donald Trump terbaru saja kembali menjabat bulan lalu. Selama masa jabatan pertamanya, Trump sempat bertemu dengan dia pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebanyak tiga kali.

Namun, kebuntuan diplomasi dan meningkatnya uji coba misil Korea Utara telah memperburuk situasi di Semenanjung Korea. Pyongyang terus mengeklaim bahwa uji coba misil apa para mereka menjalankan bertujuan untuk keperluan memberi peringatan kepada musuh yang, menurut mereka, telah secara serius melanggar lingkungan keamanan Korea Utara serta meningkatkan konfrontasi di kawasan tersebut.




Dilansir The Associated Press, kedatangan USS Carl Vinson hal ini kemungkinan akan memicu reaksi tegas dari tempat Korea Utara, yang seperti menganggap kehadiran kapal induk bertenaga nuklir hal ini seperti ancaman raksasa terhadap keamanannya.

Terlebih lagi, kedatangan kapal perang AS barang ini berlangsung hanya beberapa hari di belakang Korea Utara meluncurkan uji coba rudal jelajah strategis di Laut Kuning, yang mana orang-orang sebut sebagai tugas “Laut Barat Korea.”

Menurut laporan dari tempat kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), uji coba tersebut merupakan respons terhadap tindakan AS siapa telah menembakkan rudal balistik antarbenua berkekuatan nuklir asal-usul California melintasi Samudra Pasifik.

Korea Utara menuduh pemerintahan Trump melakukan “provokasi apa mengancam lingkungan keamanan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)” serta menegaskan bahwa “pencegahan nuklir” adalah opsi siapa adil dan tak terhindarkan.

Situasi hal ini memperlihatkan makin tegangnya hubungan antara kedua negara, dengan saya Korea Utara yang seperti kerap menggunakan retorika ancaman demi menanggapi setiap langkah militer apa dilakukan oleh AS dan sekutunya di kawasan Asia Timur.


“Militer kami semua akan membalas bersama kekuatan penuh terhadap setiap ancaman dari tempat Korea Utara. Aliansi Korea Selatan dan Amerika Serikat akan terus menjaga perdamaian serta stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya melalui berkerja sejenis erat,” kata Laksamana Muda Lee Nam-gyu asal-usul Angkatan Laut Korea Selatan melalui pernyataan resmi, dikutip asal-usul Newsweek.

Sementara itu, Komandan Pasukan Amerika Serikat di Korea, Jenderal Xavier Brunson, menegaskan pentingnya kehadiran USS Carl Vinson sebagai orang bentuk komitmen AS luar membela sekutu-sekutunya.

“Operasi kelompok serang kapal induk Carl Vinson memperlihatkan tekad teman-temanku buat memperkuat pertahanan bagi sekutu dan mitra kami. Ini juga meningkatkan kesiapan aku dan teman-teman sebagai tujuan bertempur dan menang kapanpun diperlukan. Kunjungan ini, terutama jika dikombinasikan dengan dia latihan bersama yang mana realistis di semua domain, akan meningkatkan interoperabilitas serta memastikan kesiapan kita masuk mencegah agresi dan menjaga stabilitas di Republik Korea dan kawasan sekitarnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Presiden Trump telah menyatakan niatnya sebagai tujuan kembali menghubungi pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, guna menghidupkan kembali perundingan diplomasi yang mana sempat terhenti.

Hingga saat ini, pihak Korea Utara belum memberikan respons publik terkait rencana tersebut.



(luc/luc)

Laguna bet