Jakarta, Universitas Adamant – Kemunculan kendaraan otomatis tanpa awak atau kerap disebut autonomous vehicle (AV) kian menjamur. Waymo milik Alphabet merupakan salah satu pelopornya dan paling berlarian mengekspansi layanan taksi otomatis (robotaxi) di Amerika Serikat (AS).
Selasa (11/3) kemarin, Waymo kembali mengumumkan ekspansi layanan menuju area yang seperti lebih besar luas di sekitar San Francisco Bay Area. Waymo kini memungkinkan mengantar penumpang di sekitar Mountain View, Los Altos, Palo Alto, dan beberapa bagian Sunnyvale, California.
Waymo pertama kali membuka layanannya untuk keperluan publik di San Francisco pada tempat Juni lalu, tetapi area siapa dilayani masih sangat terbatas kala itu.
“Membuka layanan ride-hailing otomatis teman-temanku di Silicon Valley merupakan pencapaian spesial bagi perjalanan kami semua di Bay Area,” kata Product Chief Waymo Saswat Panigrahi luar pernyataannya, dikutip Rabu (12/3/2025) berasal dari CNBC International.
Selain di area San Francisco, Waymo juga usai meluncurkan layanan robotaxi komersialnya di Austin, Texas, beberapa saat lalu.
Sementara itu, para pesaingnya seperti Tesla milik Elon Musk dan Zoox milik Amazon, masih masuk tahap uji coba dan pengembangan sebagai tujuan dapat membawa penumpang umum di jalanan.
Pilihan Redaksi
|
Sebelum ekspansi, Waymo mengatakan robotaxi-nya usai melayani 200.000 perjalanan berbayar per minggu di area San Francisco, Los Angeles dan Phoenix.
Raja Robotaxi Bermunculan di China dan AS
Tren robotaxi kejadian ini turut memunculkan nama-nama segara di industri otomotif apa fokus menggarap robotaxi. Selain Waymo, ada juga Cruise, Didi Chixing, Baidu Apollo, WeRide, AutoX, SAIC Motor, Pony.ai, Zoox, hingga Tesla.
China menjadi salah satu negara siapa paling ambisius menggarap proyek robotaxi dan mobil tanpa sopir secara umum.
Pada Februari lalu, raksasa mesin pencari Baidu asal China dan raksasa baterai mobil listrik CATL berkolaborasi untuk keperluan mengembangkan kendaraan tanpa sopir yang tersebut kompetitif.
Lebih spesifik, keduanya akan mengembangkan dan mengimplementasikan daya baterai CATL, produk dan layanan pencadangan baterai, serta teknologi chassis apa dibutuhkan di kendaraan otomatis.
Laporan Reuters pada waktu 2024 lalu menyebut saat yang ini ada 19 kota di China yang mana usai mengimplementasikan pengujian robotaxi dan robobus.
Apollo Go mengatakan berencana sebagai tujuan mengoperasikan 1.000 robotaxi di Wuhan pada saat akhir tahun ini. Perusahaan juga mau berekspansi di 100 kota di 2030 mendatang.
Pony.ai yang tersebut dibekingi Toyota Motor asal-usul Jepang mengoperasikan 300 robotaxi. Perusahaan berencana mengoperasikan 1.000 robotaxi pada waktu 2026 mendatang.
Vice President Pony.ai mengatakan robotaxi membutuhkan waktu 5 tahun sebagai tujuan mendulang profit apa berkelanjutan. Pada poin itu, perusahaan akan berekspansi secara besar-besaran.
WeRide diketahui sebagai orang perusahaan taki otomatis, bus, dan penyapu jalan. AutoX yang tersebut dibekingi Alibaba Group selesai beroperasi di Beijing dan Shanghai. Sementarai SAIC telah mengoperasikan robotaxi sejak akhir 2021 lalu.
“Kami melihat adanya percepatan di China. Kini percepatan peristiwa tersebut digenjot dengan dia penerbitan izin,” kata Managing Director Boston Consulting Group, Augustin Wegscheider.
“AS bersikap lebih besar bertahap buat penerapan taksi otomatis,” kata dia.
Seperti dijelaskan sebelumnya, Waymo adalah satu-satunya perusahaan yang tersebut usai mengoperasikan robotaxi di AS. Saat ini, perusahaan telah memiliki 1.000 kendaraan di San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix.
Satu sumber masuk mengatakan perusahaan akan menumbuhkan operasionalnya hingga ribuan awak masuk waktu dekat.
Cruise yang tersebut dibekingi General Motors mengulangi pengujian pada saat April lalu setelah itu salah satu kendaraannya menabrak area pejalan kaki pada waktu tahun lalu.
Cruise mengatakan operasionalnya akan fokus di tiga kota dan mengutamakan keamanan. Waymo tak merespons permintaan komentar terkait fenomena ini.
“Ada perbedaan signifikan soal keamanan di China dan AS. Pengembang robotaxi dicerca masalah keamanan siapa lebih besar terlalu tinggi di AS,” kata mantan CEO Waymo John Krafcik.
Sejatinya, robotaxi juga menghadapi isu keamanan di China. Namun, otoritas lebih banyak cepat mengeluarkan izin uji coba demi mendukung tujuan ekonomi.
Jutaan Sopir Terancam Nganggur
China memiliki 7 juta sopir online apa terdaftar. Angka peristiwa tersebut terlalu jauh lebih banyak raksasa ketimbang 4,4 juta orang di 2 tahun lalu.
Data menunjukkan banyak orang beralih menjadi sopir online di di tengah sulitnya bursa berkerja karena kelesuan ekonomi. Efek samping robotaxi akan menimbulkan kekhawatiran terbaru bagi para pekerja tersebut.
Pada Juli lalu, diskusi soal hilangnya pekerjaan karena robotaxi menjadi trending di media sosial. Banyak orang bertanya-tanya “apakah mobil tanpa awak akan mencuri mata pencarian para sopir taksi?”.
Liu Yi (36 tahun) adalah salah satu asal-usul 7 juta sopir online di China apa khawatir akan kehilangan pekerjaan. Pria yang seperti berdomisili di Wuhan tersebut mulai bekerja paruh waktu sebagai contoh sopir online pada waktu tahun ini. Liu dan banyak sopir online lainnya khawatir soal masuknya sistem Full Self-Driving (FSD) milik Tesla arah ke China, siapa akan mempercepat ‘kiamat’ driver online di negara tersebut.
Sopir lainnya bernama Wang Guoqiang (63 tahun) melihat ancaman gede di pada bagian depan mata asal-usul inovasi teknologi.
“Ride-hailing adalah pekerjaan bagi kelas bawah,” kata dia.
“Jika Anda membunuh industri ini. Apa siapa tersisa bagi kami?” ia bertanya.
(fab/fab)