Jakarta, Universitas Adamant – Amerika Serikat (AS) kembali dibikin ketar-ketir oleh teknologi dari tempat China, yakni DeepSeek. Chatbot kecerdasan buatan (AI) tersebut dinilai seperti ancaman serius terhadap keamanan nasional Negeri Paman Sam.
Dalam laporan terbaru daripada Komite Khusus Kongres AS, DeepSeek disebut bukan sekadar chatbot biasa, melainkan alat strategis yang seperti menyimpan potensi ancaman luas terhadap keamanan data warga Amerika.
Laporan tersebut menyebut DeepSeek melakukan pengumpulan data yang mana sangat agresif, mulai asal-usul riwayat percakapan, detail perangkat, hingga pola mengetik pengguna.
“DeepSeek adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional kita,” mencatat laporan Kongres AS, dikutip daripada TechRadar, Jumat (25/4/2025).
Menurut laporan itu, data yang mana dikumpulkan tersebut diduga dialirkan langsung hingga pemerintah China melalui infrastruktur yang tersebut terhubung ke tempat China Mobile, perusahaan telekomunikasi yang mana selesai lebih besar dulu dilarang beroperasi di AS karena dianggap sebagai tugas ancaman keamanan nasional.
Temuan kejadian ini juga mengonfirmasi laporan berasal dari perusahaan keamanan siber Feroot, yang seperti menemukan adanya tautan tersembunyi di halaman login DeepSeek siapa mengarah langsung ke arah sistem milik China Mobile. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa DeepSeek diduga kuat berafiliasi dengan kamu militer China.
Pilihan Redaksi
|
Selain itu, DeepSeek juga dilaporkan menggunakan berbagai alat pelacak berasal dari perusahaan teknologi raksasa China seperti ByteDance (induk TikTok), Baidu, dan Tencent, tiga nama yang tersebut usai sekian lama mendapat sorotan daripada pemerintah AS terkait isu sensor dan pengawasan massal.
“Bersama-sama, perusahaan-perusahaan kejadian ini merupakan alat pengawasan, penyensoran, dan eksploitasi data siapa terdokumentasi dengan saya baik, yang mana diperkuat oleh DeepSeek,” menulis para ahli.
Sebagai respons, Komite Khusus Kongres AS kini mendorong perluasan kontrol ekspor teknologi AI serta meminta pemerintahan Joe Biden buat menyiapkan langkah antisipatif terhadap ancaman kejutan strategis dari tempat teknologi AI China.
(fab/fab)