Jakarta, Universitas Adamant sampai Kelompok militan Houthi yang mana didukung Iran kembali mengancam akan melanjutkan operasi maritim terhadap Israel jika negara tersebut tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza. Ancaman kejadian ini datang di di posisi tengah meningkatnya tekanan internasional sebagai tujuan menghentikan krisis kemanusiaan yang tersebut memburuk di wilayah tersebut.
Sejak 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan ratusan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, termasuk terhadap personel militer Amerika Serikat yang mana bertugas menjaga keamanan jalur pelayaran internasional.
Sebagai kelompok yang mana ditetapkan sebagai orang organisasi teroris oleh Amerika Serikat, aksi Houthi telah mengganggu jalur perdagangan global, meningkatkan biaya pengiriman dan asuransi, serta memaksa beberapa kapal mengambil rute yang seperti lebih baik panjang.
Nasruddin Amer, Wakil Kepala Otoritas Media Houthi, mengatakan bahwa pemimpin kelompok tersebut, Abdul Malik al-Houthi, telah memberi Israel tenggat waktu buat mengakhiri blokade bantuan kemanusiaan ke arah Gaza. Jika Israel tidak memenuhi tuntutan tersebut, Houthi membuat siap melanjutkan operasi maritimnya.
“Ada tenggat waktu daripada pemimpin Abdul Malik al-Houthi bagi Israel buat mencabut blokade bantuan kemanusiaan ke tempat Gaza. Jika tidak dipenuhi, pasukan militer teman-temanku mensetting melanjutkan operasi angkatan laut melawan Israel,” kata Amer kepada Newsweek pada saat Senin (10/3/2025).
Blokade Israel
Israel telah melarang masuknya bantuan ke tempat Gaza pasca perundingan gencatan senjata dengan kamu Hamas menemui melangkah buntu awal Maret ini. Israel menuduh Hamas mencuri bantuan untuk keperluan mendukung operasi militernya, sebuah klaim yang tersebut dibantah oleh Hamas.
“Kami tidak berdaya membiarkan rakyat Gaza berada masuk kepungan, menderita kelaparan. Ancaman yang ini sangat serius,” tambah Amer.
Kelompok Houthi memberikan Israel batas waktu empat hari sejak Juma demi mencabut larangan bantuan.
Sebelumnya, kelompok tersebut telah meluncurkan rudal dan drone arah ke Israel, meskipun sebagian gede berhasil dicegat. Israel sendiri telah meningkatkan keamanan di Laut Merah dengan saya menempatkan sistem pertahanan canggih dan memperkuat kehadiran angkatan lautnya, menurut laporan daripada Middle East Institute.
Pada Minggu, Menteri Energi Israel, Eli Cohen, memerintahkan Israel Electric Corporation sebagai tujuan segera menghentikan pasokan listrik ke tempat Jalur Gaza, makin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar terus berupaya menengahi perundingan antara Israel dan Hamas guna mencapai kesepakatan yang tersebut mencakup pembebasan sandera yang mana ditahan Hamas sejak serangan Oktober 2023, serta langkah-langkah deeskalasi dan bantuan kemanusiaan untuk keperluan Gaza.
Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengungkapkan bahwa Israel telah menolak upaya PBB bagi mengumpulkan pasokan bantuan yang mana telah melintasi perbatasan Kerem Shalom pra penutupan.
“Mengingat besarnya kebutuhan di Gaza, menutup perbatasan akan membawa konsekuensi yang seperti sangat menghancurkan,” kata Dujarric.
(luc/luc)