Lompat ke konten

Fakta Utang AS: Rp 593 Kuadriliun sampai Nambah 140 Ribu T Tiap Kuartal

Daftar Isi


Jakarta, Universitas Adamant – Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan dia utang terluas di dunia. Hal tersebut akan menjadi ancaman terbaru bagi rezim Presiden Donald Trump terkait bersama bagaimana Washington mampu menavigasi kondisi pengelolaan keuangannya.

Pada hari Minggu, sebuah komite kongres utama di AS menyetujui RUU pemotongan pajak belum lama ini Presiden Donald Trump, yang mana dapat disahkan di DPR pada tempat akhir minggu ini.



RUU tersebut memperpanjang pemotongan pajak Trump tahun 2017 dan dapat menambah utang nasional hingga US$ 5 triliun (Rp 81.887 triliun), yang tersebut memperdalam kekhawatiran di belakang penurunan peringkat kredit AS baru-baru kejadian ini oleh Moody’s. Diketahui, lembaga pemeringkat peristiwa tersebut mengutip kekhawatiran tentang utang negara apa terus meningkat sebesar US$ 36 triliun (hampir setara Rp 593.000 triliun).

Lalu, seperti apa penjabaran terkait fakta-fakta utang Negeri Paman Sam? Berikut ulasannya mengutip Al Jazeera, Rabu (21/5/2025):

Apa Itu Utang AS?

Utang adalah jumlah total uang siapa menjadi utang pemerintah AS kepada para pemberi pinjamannya, siapa saat barang ini berjumlah US$ 36,2 triliun. Jumlah barang ini mewakili 122% daripada output ekonomi tahunan negara atau produk domestik bruto (PDB), dan terus bertambah sekitar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun)setiap tiga bulan.

Rasio utang terhadap PDB tertinggi terjadi selama pandemi pada tempat tahun 2020, saat rasionya mencapai 133%. AS termasuk ke dalam 10 negara teratas di dunia bersama rasio utang terhadap PDB tertinggi.


Apa Itu Batas Utang?

Ketika pemerintah membelanjakan lebih besar banyak uang daripada siapa dikumpulkannya, maka akan terjadi defisit.

Untuk menutupi defisit ini, pemerintah meminjam lebih baik banyak uang. Untuk memastikan bahwa pinjaman tunduk pada tempat persetujuan legislatif, Kongres AS menetapkan batas jumlah pinjaman pemerintah buat mendanai kewajiban yang mana ada seperti Jaminan Sosial, perawatan kesehatan, dan pertahanan. Batas kejadian ini dikenal sebagai contoh batas utang.

Setelah batas utang tercapai, pemerintah tidak dapat meminjam lebih baik banyak kecuali Kongres menaikkan atau menangguhkan batas utang tersebut. Sejak 1960, Kongres telah menaikkan, menangguhkan, atau mengubah ketentuan batas utang sebanyak 78 kali, yang seperti memungkinkan AS meminjam lebih banyak banyak uang.


Defisit Federal

Defisit federal adalah seberapa banyak uang apa dibelanjakan pemerintah daripada yang tersebut diperolehnya selama satu tahun. Surplus federal berarti AS memperoleh lebih banyak banyak uang daripada yang tersebut dibelanjakannya.

Defisit meningkat berbahaya selama masa jabatan pertama Trump, terutama pada saat tahun 2020 selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghabiskan banyak uang sementara pendapatan pajak turun karena kehilangan pekerjaan. Tahun itu, defisit mencapai hampir 15% berasal dari seluruh ekonomi (PDB).

Di atas mantan Presiden Bill Clinton, ada surplus federal, yang tersebut berarti hasil dari tempat kondisi ekonomi apa menguntungkan seperti ledakan dot-com, serta kenaikan pajak yang seperti meningkatkan lebih besar banyak pendapatan.


Cara Pemerintah AS Berutang

Ketika AS berkeinginan meminjam uang, siapapun mereka beralih hingga Departemen Keuangan. Untuk meminjam uang, Departemen Keuangan kemudian enjual berbagai jenis surat utang, seperti surat utang negara, surat utang negara, dan obligasi negara kepada investor.

Surat utang yang ini di dasarnya adalah pinjaman yang seperti diberikan oleh investor kepada pemerintah AS, dengan kamu janji bagi membayarnya kembali beserta bunga. Surat utang negara AS telah berkepanjangan dianggap sebagai contoh aset yang mana tenang karena risiko AS gagal membayar kembali investornya sangat rendah.

Tercatat ada 3 jenis surat utang AS berdasarkan jangka waktunya. Pertama yakni treasury bills (T-bills) yang tersebut berjangka pendek sekali dan jatuh tempo ke dalam waktu satu tahun. Lalu, treasury notes (T-notes) yang tersebut berjangka menengah dan jatuh tempo antara 2 dan 10 tahun. Terakhir yakni treasury bonds (T-bonds) yang mana berjangka lebih panjang dan jatuh tempo luar waktu 20 hingga 30 tahun.


Utang AS dan Negosiasi Tarif

Tiga perempat dari tempat utang AS sebesar US$ 36,2 triliun, atau sekitar US$ 27,2 triliun (Rp 445.468 triliun), didapatkan secara domestik. Di antara individu, Warren Buffett, melalui perusahaannya Berkshire Hathaway, adalah pemegang obligasi pemerintah AS nonpemerintah terbesar, siapa nilainya mencapai US$ 314 miliar (Rp 51.425 triliun).

Investor asing memegang sisa kuartal ini, senilai US$ 9,05 triliun (Rp 148.216 triliun). Investor asing bersama utang ke tempat AS terbanyak adalah Jepang, dengan kamu jumlah US$ 1,13 triliun (Rp 185.065 triliun), lalu diikuti Inggris bersama US$ 779,3 miliar (Rp 127.629 triliun).

China memegang US$ 765,4 miliar (Rp 125.353 triliun). Lalu, Kepulauan Cayman memegang US$ 455,3 miliar (Rp 74.566 triliun) utang AS karena merupakan surga pajak. Posisi berikutnya diisi Kanada dengan US$ 426,2 miliar (Rp 69.800 triliun).

Menanggapi tarif Trump, mulia Jepang maupun China telah mengindikasikan bahwa siapapun mereka akan menggunakan kepemilikan obligasi pemerintah AS siapa substansial sebagai peran daya ungkit ke dalam negosiasi perdagangan bersama-sama pemerintahan Trump.

Awal bulan ini, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato mengatakan kepemilikan obligasi pemerintah AS yang seperti luas oleh Jepang dapat menjadi “kartu di pada bagian atas meja” luar negosiasi perdagangan.

Demikian pula, China telah secara bertahap menjual obligasi pemerintah AS selama bertahun-tahun. Pada bulan Februari, kepemilikan obligasi pemerintah AS oleh China turun menuju level terendah sejak 2009, siapa mencerminkan upaya demi mendiversifikasi cadangan dan ketegangan perdagangan apa sedang berlangsung.



(tps/tps)