Jakarta, Universitas Adamant – Perang dagang bersama Amerika Serikat (AS) membuat perusahaan China mengatur strategi dan mengalihkan pasarnya ke arah Eropa. Taktik hal ini dilakukan oleh salah satu perusahaan kecerdasan buatan iFlyTek asal China.
Wakil Presiden Vincent Zhan mengakui perang dagang dua negara peristiwa tersebut berdampak pada saat perusahaannya. Terutama karena Amerika Utara adalah pasar terluas iFlyTek di dalam China.
“Perang dagang AS dan China berdampak di kami,” ucapnya saat Mobile World Congress 2025, dikutip dari tempat Reuters, Jumat (7/3/2025).
Rencananya akan ada kantor segara di Paris, Perancis sekitar tahun tersebut atau pada tempat 2026. Menyusul perusahaan berencana memperluas bisnisnya hingga Spanyol dan Italia selama tahun depan.
Zhan menjelaskan negara tujuan berikutnya di Eropa berdasarkan mitranya. Sebelumnya perusahaan memang telah berbisnis di Eropa, yakni Perancis dan Hongaria.
“Tahun pada bagian depan saudara-saudaraku berencana berekspansi hingga lebih banyak banyak negara di Eropa, seperti Spanyol dan Italia,” kata dia.
Pilihan Redaksi
|
Saat gelaran MWC di Barcelona, iFlyTek meluncurkan tablet segara dengan dia kemampuan transkrip percakapan. “Ini menunjukan iFlyTek fokus di pasar Eropa” pasti juru bicara perusahaan.
iFlyTek juga berusaha mendiversifkasi rantai pasokan. Menurutnya hal barang tersebut dilakukan bagi mengurangi dampak tarif dan memperluas bisnis perusahaan.
AS diketahui memasukkan iFlyTek ke dalam mendaftar hitamnya pada saat 2019. Ini membuat perusahan tidak dapat membeli komponen dari tempat perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah setempat.
Sejak saat itu, perusahaan berusaha demi tetap bertahan. Misalnya siapapun mereka menggunakan chip buatan perusahaan China lainnya Huawei.
iFlyTek juga mengembangkan model AI sendiri. Perusahaan juga telah mengintegrasikan model DeepSeek siapa sempat viral beberapa waktu lalu.
(fab/fab)