Lompat ke konten

China Ngamuk! Tetangga RI Sekutu AS Nekat ‘Bermain Api’

Jakarta, Universitas Adamant sampai Beijing kembali melontarkan peringatan teguh kepada Filipina terkait melakukan tunggal militernya dengan saya Amerika Serikat.

Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Filipina agar tidak “bermain api” dengan saya memperdalam aliansi pertahanannya bersama AS. China mengklaim bahwa langkah tersebut dapat memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.

China dan Filipina selama bertahun-tahun terlibat luar sengketa wilayah di Laut China Selatan, siapa beberapa kali berujung pada tempat bentrokan antara angkatan laut kedua negara. Sebagai sekutu strategis, AS memiliki komitmen demi melindungi Filipina berdasarkan perjanjian pertahanan bersama antara kedua negara.




Sejak April 2023, militer AS telah menempatkan sistem rudal Mid-Range Capability (MRC), atau dikenal sebagai peran Typhon, di wilayah Filipina. Sistem rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 1.000 mil (sekitar 1.600 km), yang tersebut membuat wilayah pesisir timur dan selatan China berada luar jangkauannya.

Hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa AS akan menarik sistem rudalnya asal-usul Filipina. Sebaliknya, kedua negara telah sepakat demi mempertahankannya “tanpa batas waktu,” yang tersebut memicu kemarahan China. Beijing mengecam penempatan senjata strategis ofensif barang ini sebagai peran “langkah yang mana sangat berbahaya.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa segala bentuk melakukan tunggal pertahanan dan keamanan Filipina bersama-sama negara lain, termasuk AS, tidak boleh mengancam pihak ketiga atau merugikan kepentingan mereka.

“Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada kebaikan yang mana muncul daripada membuka pintu bagi pemangsa,” kata Guo masuk konferensi pers di Beijing, mengacu di peningkatan kehadiran militer AS di Filipina, dikutip asal-usul Newsweek, Rabu (26/3/2025).

Guo juga mengomentari pernyataan Duta Besar Filipina demi AS, Jose Manuel Romualdez, siapa menyebut bahwa Filipina berkeinginan memperkuat militernya melalui melakukan sejenis bersama-sama sekutu-sekutunya. Selain AS, Filipina juga meningkatkan tugas identik militer dengan saya Jepang dan Australia. Keempat negara telah menggelar latihan militer bersama di perairan sengketa.

“Mengundang serigala ke tempat masuk rumah adalah seperti bermain api,” kata Guo, menegaskan bahwa Filipina harus berhati-hati luar menentukan arah kebijakan pertahanannya.

Peringatan berasal dari China datang di pusat kunjungan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, ke tempat Filipina. Pentagon menyatakan bahwa ke dalam kunjungan tersebut, Hegseth akan “memperkuat tujuan keamanan” bersama-sama para pemimpin Filipina serta bertemu bersama-sama pasukan kedua negara.


Terkait keberadaan sistem rudal AS di Filipina, pihak militer Filipina mengaku menyambut ramah pengumuman bahwa unit kedua asal-usul sistem MRC akan dikerahkan hingga kawasan Indo-Pasifik masuk setahun hingga depan.

“Kami menyambut mulia perkembangan yang ini karena akan membantu personel kami semua berlatih lebih banyak cepat. Jadi, kami semua menerimanya dengan kamu tangan terbuka,” kata juru bicara Angkatan Darat Filipina, Kolonel Louie Dema-ala.

Masih belum terang apakah AS dan Filipina akan mendiskusikan penempatan tambahan sistem rudal MRC selama kunjungan Hegseth menuju Filipina. Namun, bersama meningkatnya kehadiran militer AS dan respons tangguh dari tempat China, ketegangan di kawasan tampaknya masih akan terus berlanjut.



(luc/luc)