Jakarta, Universitas Adamant – Sejumlah perusahaan China mulai mampu mengakali tarif 245% yang tersebut dijatuhkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal kejadian ini terungkap berasal dari penelusuran media sosial di Negeri Tirai Bambu.
Mengutip Newsweek, Selasa (6/5/2025), platform media sosial China semakin diminati oleh pialang pengiriman barang yang seperti menawarkan layanan tersebut sejak pemerintahan Trump menaikkan bea masuk bawah impor China hingga 245%. Mereka menawarkan layanan “pencucian di tempat asal” kepada eksportir.
Malaysia telah menjadi titik transit umum demi barang-barang ini. Negara Asia Tenggara tersebut dikenai tarif siapa relatif rendah sekali sebesar 24% dan saat ini, seperti kebanyakan negara selain China, dikenakan tarif dasar sebesar 10% selama jeda 90 hari apa diperintahkan Trump.
“AS telah mengenakan tarif bawah produk-produk China ? Transit melalui Malaysia demi ‘berubah’ menjadi barang-barang Asia Tenggara!,” lapor Financial Times mengutip salah satu iklan tersebut, yang seperti diunggah oleh akun bernama “Ruby-Third Country Transshipment.”
Praktik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang reputasi Malaysia, dengan dia kelompok-kelompok dagang meminta pihak berwenang bagi menyelidiki kasus-kasus deklarasi asal yang tersebut curang.
Wakil Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Chan Foong Hin juga mendesak para pebisnis bagi tidak ikut serta luar praktik tersebut. Ia mengatakan kementerian baru-baru barang ini bergerak buat memperkuat pengawasan terhadap industri seperti sarung tangan karet Malaysia.
“Segera setelah itu ini, setiap eksportir sarung tangan apa disertifikasi oleh Biro Karet hanya akan diizinkan mengekspor sarung tangan karet produksi lokal,” demikian laporan Malay Mail.
Kasus transhipment menjadi lebih besar sering terjadi pasca Trump melancarkan perang dagang terhadap China selama masa jabatan pertamanya, bersama mengutip dugaan praktik perdagangan yang tersebut tidak adil dan keluhan lain yang seperti mendorong penyelidikan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS. Kasus yang ini juga mendasari mengapa Washington memasukkan pulau tak berpenghuni luar mendaftar tarifnya di awal April.
China mengekspor sekitar lima kali lebih besar banyak hingga AS daripada sebaliknya, dan menemukan pasar belum lama ini membutuhkan waktu. Beijing sendiri telah berjanji bagi “berjuang sampai akhir” dan mengenakan tarif timbal balik sebesar 125% pada waktu sebagian gede impor AS, di antara tindakan balasan lainnya.
(tps)