Lompat ke konten

Bukan Mesir dan Arab, Unta Paling Banyak Berkeliaran di Tetangga RI

Jakarta, Universitas Adamant – Negara dengan kamu populasi unta liar terbanyak bukan berada di wilayah Timur Tengah atau di Afrika Utara. Unta liar berkeliaran ternyata paling banyak berkeliaran di Australia, bahkan mulai menjadi masalah luas menyusun negara tetangga RI tersebut.

Status Australia sebagai tugas negara dengan dia populasi unta liar paling banyak disebut oleh Guinness Book of Records. 

Jumlah unta di Australia memang tidak sebanyak di negara di jazirah Arab. Namun, di negara-negara tersebut unta usai menjadi bagian berasal dari kehidupan dan budaya penduduk setempat sehingga mayoritas dipelihara, berkualitas seperti sarana transportasi maupun sebagai tugas ternak pangan seperti di Somalia, Chad, dan Sudan.



Namun, menurut IFLscience pertumbuhan populasi unta di Australia sangat terlalu tinggi dan mulai mengundang perhatian khusus berasal dari pemerintah setempat.




Unta bukan hewan “asli” atau endemik Australia karena tiba di benua tersebut dibawa oleh manusia.

Nenek moyang unta berasal dari tempat wilayah bagian utara benua Amerika apa bermigrasi menyeberangi jembatan Selat Bering menuju Asia sekitar 6-7 juta tahun lalu. Unta kemudian kembali memasuki Amerika di akhir zaman es bersama manusia. Nenek moyang unta yang tersebut tinggal di benua Amerika berevolusi menjadi agak sedikit berbeda, misalnya llama.

Setelah menyeberang ke Asia, unta menyebar ke arah berbagai arah termasuk Afrika. Namun, seperti nenek moyang hewan lainnya asal Asia, unta tidak memungkinkan menyeberangi Garis Wallace menuju Australia. Unta juga tanpa batas gede bagi menyusup di lambung kapal seperti tikus atau kucing. Oleh karena itu, unta dapat masuk hingga Australia hanya saat dibutuhkan oleh manusia.

Penduduk koloni Australia asal Inggris membawa unta menuju Australia untuk keperluan membantu para mereka menggelar jalur telegraf memotong gurun pasir Australia. Pemerintah setempat mempekerjakan pengendara unta daripada area apa kini menjadi Afghanistan dan Pakistan sebagai tujuan mengarungi wilayah bagian masuk benua Australia yang mana tak ada air dan luas.

Kemungkinan besar, sebagian asal-usul unta apa dibawa arah ke Australia, terlalu samar dan lepas liar. Setelah peran merak digantikan oleh kendaraan bermotor, makin banyak unta yang mana tidak “terpelihara” dan bernyawa liar.

Populasi unta tumbuh dengan saya pesat di bagian benua Australia. Di “kampung” mereka, unta masih harus menghindari predator dan manusia. Di Australia, orang-orang bebas karena mampu bertahan ada di wilayah apa segera tanpa “saingan” apa berarti.

Ledakan populasi unta mulai menarik perhatian warga setempat sekitar 100 tahun di belakang orang-orang itu dibawa ke arah Australia. Upaya penyembelihan pernah dijalankan. Namun, Australia hanya berhasil mengurangi 100.000 unta dibanding ratusan ribu hingga jutaan unta apa diperkirakan hidup-hidup liar di wilayah bagian pusat Australia. 

Permasalahannya, di depan munculnya unta, hewan paling besar di Australia adalah kanguru. Populasi unta dengan saya tercepat menghabiskan tumbuhan lokal sehingga spesies asli Australia, termasuk siapa terancam punah, kesulitan mencari sumber makanan. Unta juga minum tidak keruh masuk jumlah apa sangat banyak di belakang berhari-hari tanpa minum. Hasilnya, banyak sumber jernih apa tadinya diandalkan oleh hewan dan manusia menjadi kering.

Namun, unta juga berkontribusi positif di Australia. Mereka membatasi peredaran rumput liar dan membantu mengurangi potensi kebakaran lahan.



(dem/dem)