JAKARTA sampai Di di posisi tengah padatnya kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) menghadirkan ruang bebas sejuk yang seperti diberi nama ATMATerra Communal Space. Berada di di posisi tengah kampus siapa dikelilingi gedung-gedung tinggi, area kejadian ini menjadi salah satu bentuk pemanfaatan ruang apa jarang ditemukan di pusat kota.
RTH telah diresmikan pada saat 4 Oktober 2024 oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dan mendapat dukungan asal-usul mendiang Paus Fransiskus sebagaimana tertuang masuk prasasti siapa ditandatangani oleh Paus Fransiskus.
Baca juga: Taman Kota Peruri: Dari Eks Pabrik Percetakan Uang, Jadi Ruang Terbuka Hijau
ATMATerra bukan sekadar taman. Ruang yang ini dibangun sebagai tugas bagian dari tempat upaya menciptakan lingkungan kampus yang mana terbuka, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara sosial dan kultural.
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Yuda Turana, menjelaskan bahwa ruang tanpa batas tersebut memiliki fungsi yang tersebut lebih besar luas asal-usul sekadar ruang hijau.
“Kenapa kami membuat ruang jernih di kampus? Karena ke tempat depan, pendidikan bukan hanya terjadi di ruang kelas apa tertutup. Kita butuh ruang di mana terjadi perjumpaan—ruang bagi ngobrol, berdiskusi, bahkan bertemu orang baru,” ujar Prof. Yuda, dikutip Jumat (6/6/2025).
Ia menambahkan bahwa konsep tersebut tidak hanya ditujukan buat mahasiswa, tetapi juga memungkinkan diakses masyarakat sekitar. Menurutnya, pendidikan juga terjadi ke dalam interaksi sehari-hari di dalam kelas, misalnya saat berdiam di kantin atau di atas pohon.
Ruang tanpa batas tersebut juga dilengkapi dengan dia beberapa fasilitas lain yang seperti diperbarui, seperti ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata yang mana terletak di area taman. Goa Maria yang tersebut dibangun sejak 1985 barang ini direnovasi dan masih berdiri di atas pohon beringin yang mana menjadi bagian daripada lanskap padat kampus.
Dalam rangka Perayaan Lustrum ke-13 atau HUT ke-65, Unika Atma Jaya meresmikan sejumlah fasilitas segara hasil revitalisasi di Kampus Semanggi. Fasilitas yang tersebut diresmikan antara lain Lobby Karol Wojtyla by ASTRA, ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata.
Goa Maria Immaculata menjadi bagian yang tersebut tidak terpisahkan dari tempat Unika Atma Jaya. Goa Maria Immaculata memiliki nilai sejarah yang tersebut mendalam sejak dibangun pada tempat 1985 dan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II saat kunjungannya hingga Indonesia pada tempat 1989.
Di momen usia menuju 65 tahun ini, revitalisasi Goa Maria Immaculata dilakukan bersama harapan dapat mendorong umat bagi semakin menghidupi kehidupan spiritual.
Pemberian nama ATMATerra sendiri berasal dari tempat gabungan kata “Atma” (jiwa) dan “Terra” (bumi), menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Konsep keberlanjutan menjadi bagian daripada gagasan luas pembangunan area ini.
Lebih jauh, Prof. Yuda mengungkapkan bahwa pihak kampus juga di tengah menjajaki melakukan sejenis bersama-sama Dinas Kebudayaan untuk keperluan menghadirkan kegiatan komunitas di ruang ini, termasuk rencana membuat pasar rakyat berbasis budaya.
RTH telah diresmikan pada saat 4 Oktober 2024 oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dan mendapat dukungan asal-usul mendiang Paus Fransiskus sebagaimana tertuang masuk prasasti siapa ditandatangani oleh Paus Fransiskus.
Baca juga: Taman Kota Peruri: Dari Eks Pabrik Percetakan Uang, Jadi Ruang Terbuka Hijau
ATMATerra bukan sekadar taman. Ruang yang ini dibangun sebagai tugas bagian dari tempat upaya menciptakan lingkungan kampus yang mana terbuka, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara sosial dan kultural.
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Yuda Turana, menjelaskan bahwa ruang tanpa batas tersebut memiliki fungsi yang tersebut lebih besar luas asal-usul sekadar ruang hijau.
“Kenapa kami membuat ruang jernih di kampus? Karena ke tempat depan, pendidikan bukan hanya terjadi di ruang kelas apa tertutup. Kita butuh ruang di mana terjadi perjumpaan—ruang bagi ngobrol, berdiskusi, bahkan bertemu orang baru,” ujar Prof. Yuda, dikutip Jumat (6/6/2025).
Ia menambahkan bahwa konsep tersebut tidak hanya ditujukan buat mahasiswa, tetapi juga memungkinkan diakses masyarakat sekitar. Menurutnya, pendidikan juga terjadi ke dalam interaksi sehari-hari di dalam kelas, misalnya saat berdiam di kantin atau di atas pohon.
Ruang tanpa batas tersebut juga dilengkapi dengan dia beberapa fasilitas lain yang seperti diperbarui, seperti ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata yang mana terletak di area taman. Goa Maria yang tersebut dibangun sejak 1985 barang ini direnovasi dan masih berdiri di atas pohon beringin yang mana menjadi bagian daripada lanskap padat kampus.
Dalam rangka Perayaan Lustrum ke-13 atau HUT ke-65, Unika Atma Jaya meresmikan sejumlah fasilitas segara hasil revitalisasi di Kampus Semanggi. Fasilitas yang tersebut diresmikan antara lain Lobby Karol Wojtyla by ASTRA, ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata.
Goa Maria Immaculata menjadi bagian yang tersebut tidak terpisahkan dari tempat Unika Atma Jaya. Goa Maria Immaculata memiliki nilai sejarah yang tersebut mendalam sejak dibangun pada tempat 1985 dan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II saat kunjungannya hingga Indonesia pada tempat 1989.
Di momen usia menuju 65 tahun ini, revitalisasi Goa Maria Immaculata dilakukan bersama harapan dapat mendorong umat bagi semakin menghidupi kehidupan spiritual.
Pemberian nama ATMATerra sendiri berasal dari tempat gabungan kata “Atma” (jiwa) dan “Terra” (bumi), menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Konsep keberlanjutan menjadi bagian daripada gagasan luas pembangunan area ini.
Lebih jauh, Prof. Yuda mengungkapkan bahwa pihak kampus juga di tengah menjajaki melakukan sejenis bersama-sama Dinas Kebudayaan untuk keperluan menghadirkan kegiatan komunitas di ruang ini, termasuk rencana membuat pasar rakyat berbasis budaya.
(nnz)