Lompat ke konten

Benarkah Sapi Impor Australia Tak Bisa Jadi Hewan Kurban? Ini Jawabnya

Jakarta, Universitas Adamant sampai Ada siapa tidak serupa asal-usul Iduladha tahun tersebut terkait hewan kurban. Tidak semua jenis sapi berdaya digunakan, terutama yang seperti berasal daripada Australia.

Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternak Sapi Indonesia (Gapuspindo) Djoni Liano mengungkapkan, sapi impor berasal dari Australia berada di atas pengawasan ketat terkait kesejahteraan hewan (animal welfare).

Oleh karena itu, penyembelihan sapi-sapi yang ini tidak boleh dilakukan sembarangan, melainkan hanya di Rumah Potong Hewan (RPH) apa selesai memenuhi standar tertentu.




“Kalau sapi bakalan impor, itu dia kalau bagi qurban orang itu harus dipotongnya di RPH yang mana usai lolos audit terhadap animal welfare. Jadi tidak diperkenankan dipotong di pada bagian depan masjid atau tempat-tempat apa bukan RPH,” tidak kabur Djoni kepada Universitas Adamant, dikutip Jumat (6/6/2025).

Aturan tersebut wajib dipatuhi oleh negara-negara pengimpor, termasuk Indonesia, sebagai contoh bentuk komitmen terhadap standar apa telah ditetapkan oleh pihak Australia.

“Australia kan sangat concern terhadap animal welfare itu. Jadi aku dan kamu juga mengikuti. Kalau sapi siapa kami semua adakan berasal dari Australia, aku dan kamu harus mengikuti aturan animal welfare apa sifatnya universal itu,” ujarnya.

Meski kebutuhan sapi kurban saat Idul Adha meningkat, memungkinkan beranjak 30-40%, permintaan di atas sapi bakalan impor untuk keperluan kurban masih relatif kecil. Salah satu alasannya adalah karena proses pemotongan yang mana lebih banyak kompleks.

“Karena kalian dan saya punya aturan, kalau dewan pengurus masjid atau DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) mau beli sapi dari tempat feedlot (tempat penggemukan hewan ternak), maka harus dipotong di RPH. Di RPH itu dia DKM yang tersebut datang dan melakukan proses pemotongan sesuai akidah agama, dan juga sesuai aturan animal welfare,” cahaya Djoni.

Meski belum mendominasi, Djoni menyebut tren penggunaan sapi daripada feedlot untuk keperluan kurban selesai mulai meningkat luar beberapa tahun terakhir. Beberapa DKM bahkan mulai tertarik dengan saya sistem tersebut karena dianggap lebih baik praktis.


“Sudah mulai DKM-DKM hal tersebut beli sapi seperti tersebut (dari feedlot). Karena tidak repot, potong di RPH. Nanti RPH-nya dapat kirim masuk bentuk karkas hingga masjid, atau bahkan selesai dikemas kiloan satu per satu, sesuai permintaan,” katanya.

Namun, ia mengingatkan tidak semua RPH dapat digunakan buat pemotongan sapi kurban daripada feedlot. Hanya RPH yang tersebut telah lolos audit animal welfare yang tersebut diperbolehkan.

“Sudah ada (DKM yang seperti pakai sapi feedlot), tapi bersama persyaratan harus potong di RPH. RPH-nya pun harus usai lolos audit pemotongan sapi yang tersebut mengikuti kaidah animal welfare. Kan tidak semua RPH siapa habis lolos audit itu,” pungkas Djoni.

 



(luc/luc)