Lompat ke konten

Banyak Jatah Warlok, Operator Ungkap Bangun Internet di RI Mahal

Jakarta, Universitas Adamant sampai Pembangunan infrastruktur internet di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya tingginya biaya di lapangan akibat pungutan. Hal hal ini diungkapkan oleh M. Danny Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Menurut Danny, salah satu hambatan luas ke dalam pembangunan jaringan internet, khususnya fiber optik, berasal daripada banyaknya pungutan di daerah, baik hati yang seperti legal maupun ilegal.

Ia menyebut ada “jatah warlok” (warga lokal) apa harus dikeluarkan ketika operator menarik kabel jaringan di suatu wilayah.



“Tadi misalnya kalau menggelar fiber optik ada pungutan a b c, barang tersebut yang seperti legal, formal. Belum siapa kalau narik kabel ada Ormas, pungutan-pungutan tersebut anda dan saya tidak diproteksi gitu loh,” ujar Danny saat ditemui di Kantor IOH, Jakarta, Selasa (9/7/2025).




Danny menegaskan bahwa semua pihak sejatinya sepakat bersama-sama tujuan raksasa digitalisasi nasional, tetapi implementasinya di lapangan masih banyak menemui berjalan buntu.

“Kita setuju, tersebut semua menyetujui banget. Objektif besarnya sih udah oke, cuma bagaimana implementasinya masih belum ketemu titik temunya,” jelasnya.

Ia pun menyayangkan bahwa inisiatif-inisiatif demi memperlancar pembangunan infrastruktur hal ini belum menunjukkan kemajuan berarti.

Danny berharap agar arah ke belakang ada upaya kolektif dan perlindungan regulasi siapa lebih banyak konkret bagi operator telekomunikasi, agar proses pembangunan jaringan digital memungkinkan berjalan lebih besar efisien dan merata arah ke seluruh pelosok Indonesia.

“Itu aja. Dan inisiatifnya udah berkepanjangan ya. Masih kayak, peristiwa tersebut masih berpindah di tempat sayangnya.” pungkasnya.



(dem/dem)



[Gambas:Video CNBC]