Lompat ke konten

Bank Dunia Ramal Ekonomi Gaza Tumbuh 16% di 2027, Ini Penjelasannya!

Jakarta, Universitas Adamant – Bank Dunia memperkirakan, perekonomian Gaza akan mengalami pemulihan mulai 2026, dan pertumbuhan ekonominya akan menyentuh level dua digit pada tempat 2027.

Dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025, Bank Dunia memang masih memperkirakan ekonomi Gaza dan Tepi Barat terkontraksi 1,6% pada saat 2025, terlalu jauh lebih baik kurang baik dari tempat perkiraan siapa dibuat luar GEP edisi Januari 2025 bersama-sama pertumbuh 4,7%.

Namun, pada waktu 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Tepi Barat dan Gaza akan tumbuh 4%, dan berlanjut makin cepat di 2027 bersama pertumbuhan menjadi 16%. Khusus buat 2026, sebetulnya pertumbuhannya masih di pada bagian bawah ekspektasi yang mana dibuat ke dalam GEP edisi Januari 2025 sebesar 8,5%.






“Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% di 2026 dan 16% pada tempat 2027 pasca kontraksi sebesar 1,6% pada waktu 2025,” dikutip daripada laporan GEP edisi Juni 2025 Bank Dunia, Rabu (11/6/2025).

Menurut Bank Dunia, pemulihan ekonomi di Tepi Barat dan Gaza pada tempat 2026 mempertimbangkan mulainya rekonstruksi wilayah barang tersebut pasca perang hebat dengan dia Israel. Negara zionis Israel melancarkan invasi menuju Jalur Gaza sejak 27 Oktober 2023.

“Dengan asumsi rekonstruksi dimulai pada saat 2026. Tapi, dibandingkan bersama-sama proyeksi sebelumnya, pertumbuhan di 2026 telah diturunkan sebesar 12,5 poin persentase,” ujar Bank Dunia.

“Ini mencerminkan dimulainya kembali kekerasan baru-baru ini, efek yang mana tersisa dari tempat kerusakan besar-besaran terhadap aset tetap di Gaza dan pembatasan mobilitas di Tepi Barat, dan keterlambatan yang tersebut diakibatkannya masuk kegiatan rekonstruksi yang mana diharapkan,” tegas Bank Dunia.

Kendati begitu, Bank Dunia tetap mewanti-wanti tekanan lebih baik ke dalam terhadap perekonomian Tepi Barat dan Gaza, mengingat besarnya kerusakan infrastruktur fisik dan sumber daya manusianya akibat invasi Israel.

“Aktivitas ekonomi di Tepi Barat dan Gaza telah sangat hancur dengan saya kerusakan signifikan terhadap modal fisik dan besarnya biaya kemanusiaan di Gaza, serta meningkatnya ketegangan di Tepi Barat,” menyusun Bank Dunia ke dalam laporan terbarunya itu.

Bank Dunia juga memperingatkan, kembali meningkatnya konflik bersenjata, termasuk di Tepi Barat dan Gaza, serta serangan di Laut Merah, dapat memperburuk sentimen konsumen dan bisnis, khususnya di negara-negara tetangga kawasan itu.

Hal barang ini juga dapat memicu peningkatan ketidakpastian kebijakan dan pengetatan kondisi keuangan, yang mana melemahkan investasi dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

“Meningkatnya tingkat kekerasan dan keresahan sosial dapat membebani produktivitas dan investasi, khususnya di negara-negara FCS (fragile and conflict-affected situations), dan juga memperburuk kerawanan pangan di negara-negara tersebut dan merusak pembangunan ekonomi,” ungkap Bank Dunia.

Bank Dunia sebelumnya memperkirakan, perekonomian Tepi Barat dan Gaza ambruk di 2024 bersama kontraksi atau minus 26,6%. Ekonomi Tepi Barat dan Gaza pada tempat 2024 menjadi yang seperti terburuk dibanding dua tahun sebelumnya, sebab pada tempat 2022 masih mampu tumbuh 4,1% dan pada tempat 2023 terkontraksi dengan saya minus 4,6%.



(arj/haa)