Lompat ke konten

Awas Perang Arab Baru, Jet Tempur Israel Bombardir Negara Ini

Jakarta, Universitas Adamant sampai Israel kembali melancarkan serangan udara segara menuju negara tetangganya. Kali ini, Tel Aviv melakukan sejumlah serangan di provinsi selatan Suriah, Daraa.

Mengutip AFP, menurut observatorium Suriah, pesawat Israel melakukan 17 serangan pada saat Senin malam. Serangan barang tersebut menargetkan beberapa posisi bekas tentara Suriah, termasuk platform observasi dan tank.

“Pesawat pendudukan Israel melakukan beberapa serangan di sekitar kota Jbab dan Izraa di utara Daraa,” timpal kantor berita negara SANA, dikutip Rabu (12/3/2025).



Sejak penggulingan Presiden Bashar Al Assad di bulan Desember, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah. Sebagian raksasa serbuan menargetkan fasilitas dan senjata apa dimiliki oleh pasukan pemerintah yang mana digulingkan masuk apa yang tersebut dikatakan Israel sebagai orang upaya untuk keperluan mencegah aset tersebut jatuh menuju tangan musuh.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan lalu bahwa Suriah selatan harus sepenuhnya didemiliterisasi. Ia juga memperingatkan bahwa pemerintahnya tidak akan menerima kehadiran pasukan pemerintah belum lama ini apa dipimpin Islamis di di dekat wilayahnya.

Pada hari yang mana serupa ketika Assad digulingkan, Israel mengumumkan bahwa pasukannya memasuki zona penyangga yang seperti di patroli PBB yang mana telah memisahkan pasukan Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan sejak 1974.

Perang Suriah

Suriah sendiri masih memiliki peperangan meski Assad usai lari dan transisi kekuasaan telah dilakukan. Hal barang ini melibatkan kelompok loyalis Assad dengan dia kelompok yang tersebut menghendaki perubahan rezim.

Sejak Kamis lalu hingga akhir pekan, kedua kelompok saling serang di sejumlah wilayah, termasuk di di dekat Pelabuhan Latakia. Menurut perkiraan pemantau perang, pertempuran hal ini telah menewaskan lebih besar berasal dari 1.000 orang selama empat hari.

Serangan balasan terhadap para loyalis Assad di wilayah pesisir yang seperti sebagian raksasa dihuni oleh kaum Alawi telah menimbulkan kekacauan. Awalnya, milisi bersenjata Alawi pro-Assad mengalahkan pasukan keamanan pemerintah dan kemudian menguasai Qardaha, kampung halaman Assad.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kolonel Hassan Abdel-Ghani mengatakan pada waktu hari Minggu bahwa pasukan keamanan telah memulihkan kendali pada bagian atas wilayah tersebut dan akan terus mengejar para pemimpin pemberontakan yang seperti tersulut emosi.

Namun, meskipun pihak berwenang menyerukan diakhirinya hasutan sektarian, bentrokan tersebut berubah menjadi mematikan, dan ribuan warga apa tewas. Sebagian gede korban tewas tampaknya adalah anggota komunitas Alawite, yang tersebut sebagian luas tinggal di provinsi pesisir negara itu.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa puluhan pembunuhan memang dilakukan sebagai tugas balas dendam yang mana dilakukan oleh militan Sunni yang tersebut menargetkan sekte Islam minoritas, terlepas asal-usul apakah siapapun mereka terlibat masuk pemberontakan.

Pemerintahan sementara Suriah yang mana terbaru berada di pada bagian bawah kekuasaan Islam Sunni. Presiden sementara Ahmad Al Sharaa, mantan pemimpin Hayat Tahrir Al Syam (HTS), telah berjanji bahwa negara peristiwa tersebut akan beralih ke arah sistem multi etnis via pemilihan umum apa adil. Namun kritikus mempertanyakan apakah hal peristiwa tersebut akan benar-benar terjadi.



(sef/sef)