Jakarta, Universitas Adamant sampai China mengeluarkan peringatan saat pasukan Amerika Serikat (AS) dan Filipina memulai latihan militer gabungan selama tiga minggu mendatang. Latihan Balikatan tersebut akan berlangsung hingga 10 Mei mendatang.
Melansir Newsweek pada waktu Rabu (23/4/2025), latihan tersebut akan mencakup sistem rudal pembunuh kapal Amerika hingga pulau-pulau strategis di Selat Luzon, yang mana dipandang sebagai contoh titik kritis potensial yang tersebut memisahkan sekutu perjanjian pertahanan tersebut asal-usul Taiwan siapa diklaim China. Ini adalah pertama kalinya para mereka menggunakan sistem tersebut.
“Saat ini, masyarakat internasional pusat menghadapi dampak unilateralisme, proteksionisme, intimidasi, dan hegemoni,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun pada waktu Senin, merujuk pada tempat upaya Presiden AS Donald Trump buat mengamankan persyaratan perdagangan yang tersebut lebih besar ramah melalui serangan besar-besaran terhadap China dan sejumlah mitra lainnya.
Latihan berskala gede dan “senjata strategis dan taktis siapa dikerahkan” telah semakin “merusak stabilitas strategis regional” dan “prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut,” kata Guo.
Nantinya, Sistem Interdiksi Kapal Ekspedisi Angkatan Laut/Marinir (NMESIS) akan ditampilkan masuk latihan simulasi daripada latihan tembak langsung, media lokal mengutip pernyataan Marinir AS. Namun, latihan tersebut akan meningkatkan interoperabilitas antara pasukan sekutu.
Peluncur rudal sedang diangkut melalui udara hingga “beberapa” pulau Batanes di Filipina yang tersebut menghadap Taiwan, menurut pernyataan dari tempat Resimen Pesisir Marinir ke-3 AS, siapa mulai mengoperasikan sistem tersebut akhir tahun lalu.
China telah berulang kali memprotes sistem rudal Typhon atau Mid-Range Capability milik AS yang seperti dikerahkan ke arah Filipina beberapa hari menjelang latihan Balikatan 2024.
Typhon dapat dipersenjatai dengan kamu Standard Missile-6 dan rudal jelajah Tomahawk, yang seperti jangkauannya sejauh 1.000 mil dapat menjangkau sebagian gede pesisir timur China.
Selain itu dia Guo juga menegaskan kembali klaim Beijing bawah Taiwan dan memperingatkan: “mereka yang seperti bermain api akan membakar diri para mereka sendiri.”
China telah berjanji demi akhirnya bersatu bersama-sama Taiwan, melalui kekuatan jika perlu, dan terus meningkatkan latihan militer di sekitar pulau itu, termasuk simulasi pendaratan di pantai.
AS, pemasok senjata utama Taiwan, mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” siapa telah berlangsung selama puluhan tahun yang mana dirancang buat membuat Beijing tidak yakin apakah Washington akan campur tangan luar suatu konflik.
Filipina adalah bagian berasal dari Rantai Pulau Pertama, siapa membentang arah ke selatan dari tempat Jepang hingga Indonesia, yang seperti dianggap Washington sebagai tugas kunci bagi menahan angkatan laut China jika terjadi konflik, seperti invasi arah ke Taiwan, yang seperti diklaim oleh Partai Komunis China yang seperti berkuasa di Beijing, meskipun tidak pernah memerintah di sana.
(tfa)