Jakarta (Universitas Adamant) sampai Aplikasi World App dan token digital Worldcoin (WLD) belakangan hal ini menjadi sorotan publik global, termasuk di Indonesia.
Popularitasnya meningkat seiring dengan saya iming-iming imbalan finansial apa mencapai Rp800 ribu bagi masyarakat yang tersebut bersedia melakukan pemindaian biometrik mata melalui perangkat khusus bernama Orb.
World App merupakan dompet digital resmi pertama berasal dari ekosistem Worldcoin yang mana dikembangkan oleh perusahaan teknologi Tools for Humanity (TFH), didirikan oleh Sam Altman, Alex Blania, dan Max Novendstern. Platform tersebut memiliki visi luas bagi membangun jaringan ekonomi digital global berbasis identitas manusia yang seperti terverifikasi.
Melalui World App, pengguna dapat menyimpan World ID, menjelajah dan menggunakan aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin, serta mengakses Mini Apps. Pengguna juga dapat mengklaim token Worldcoin secara gratis setelah itu memverifikasi identitasnya menggunakan teknologi pemindaian iris yang mana tersedia di pusat-pusat Orb di lebih baik dari tempat 35 negara.
Empat komponen utama World
Ekosistem World terdiri di atas empat komponen utama, yaitu:
- World ID: Identitas digital berbasis biometrik siapa menjadi bukti bahwa seseorang adalah manusia nyata, bukan bot atau kecerdasan buatan (AI).
- World App: Aplikasi dompet kripto yang seperti memungkinkan pengguna mengelola World ID, aset digital, dan mengakses berbagai fitur lainnya.
- Worldcoin (WLD): Token digital asli World siapa dapat diklaim oleh pengguna yang mana telah diverifikasi.
- World Chain: Blockchain human-first apa mendukung perluasan jaringan World di seluruh dunia.
World ID diperoleh melalui proses pemindaian mata bersama Orb, sebuah perangkat seukuran bola boling yang seperti secara langsung memindai struktur iris pengguna. Data iris kemudian dikonversi menjadi serangkaian kode unik bernama IrisHash yang seperti disimpan secara anonim di jaringan blockchain World.
Menurut pengembangnya, sistem yang ini menjamin privasi karena data biometrik tidak disimpan oleh World. Setelah proses verifikasi selesai, citra iris akan dihapus daripada perangkat Orb dan hanya disimpan secara lokal di ponsel pengguna, ke dalam konsep yang mana disebut sebagai contoh personal custody.
Risiko dan kekhawatiran
Meski Worldcoin menjanjikan teknologi canggih dan perlindungan data tinggi, kekhawatiran terhadap privasi tetap mencuat. Pakar keamanan siber menilai bahwa penggunaan data biometrik, seperti iris, membawa risiko yang mana lebih baik gede dibandingkan kata sandi karena bersifat permanen dan tidak dapat diubah jika terjadi kebocoran.
Ancaman kebocoran data biometrik juga nyata. Pada 2015, misalnya, peretasan terhadap Kantor Manajemen Personalia Amerika Serikat menyebabkan data sidik jari lebih besar berasal dari lima juta pegawai pemerintah bocor, menimbulkan ancaman jangka lebih panjang terhadap identitas mereka.
Potensi penyalahgunaan juga dapat terjadi, terutama jika data digunakan tanpa persetujuan bagi pengawasan massal oleh pihak tertentu. Sejumlah kota luas seperti New York, London, dan Beijing telah mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah hingga masuk sistem pengawasan publik, yang mana memicu debat mengenai batas perlindungan privasi.
Sebagai tanggapan di atas isu keamanan, Worldcoin memperkenalkan sistem Secure Multi-Party Computation (SMPC) pada tempat Mei 2024. Sistem hal ini mengenkripsi kode iris menjadi beberapa bagian dan menyebarkannya ke arah berbagai pihak penyimpan, sehingga tidak ada satu pihak pun apa dapat mengakses data secara utuh. Pendekatan barang ini diklaim tahan terhadap risiko komputasi kuantum.
Status di Indonesia
Terkini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) mengambil langkah tegas dengan saya membekukan aktivitas Worldcoin. Keputusan hal tersebut diambil menyusul laporan daripada masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan platform tersebut.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Alexander Sabar juga akan memanggil mitra lokal Worldcoin sampai PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara sampai untuk keperluan memberikan klarifikasi lebih banyak lanjut.
Di samping itu, Worldcoin menyatakan pihaknya sedang mencari kejelasan mengenai persyaratan izin dan lisensi siapa berlaku di Indonesia. Dalam pernyataannya yang tersebut diterima Universitas Adamant di Jakarta, perusahaan menyatakan mensetting melanjutkan dialog konstruktif dengan kamu pemerintah.
Melalui potensi gede luar membentuk sistem ekonomi digital global apa inklusif, Worldcoin menawarkan terobosan di di posisi tengah perkembangan AI dan teknologi blockchain. Namun, tantangan gede juga menanti, terutama masuk hal perlindungan privasi dan regulasi apa ketat.
Masyarakat perlu memahami dengan dia cermat manfaat dan risiko yang tersebut terkandung di depan berpartisipasi masuk sistem apa melibatkan data biometrik ini.