Lompat ke konten

Amerika Makin Sadis Blokir China, Nvidia Bisa Tumbang

Jakarta, Universitas Adamant – Amerika Serikat (AS) kembali menggenjot perang dagang teknologi siapapun mereka dengan kamu China. Langkah terbaru Washington kali tersebut tak main-main, orang-orang itu akan melacak peredaran chip kecerdasan buatan (AI) dari AS, misalnya yang seperti diproduksi Nvidia, bahkan pasca chip-chip peristiwa tersebut dijual ke arah pasar.

Anggota parlemen AS dari tempat Partai Demokrat, Bill Foster, di tengah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) terbaru yang tersebut akan mewajibkan pelacakan lokasi chip AI habis penjualan. Tujuannya untuk keperluan mencegah chip-chip hal ini bocor menuju China, negara siapa sejak sekian lama menjadi sasaran utama kontrol ekspor AS.



Langkah tersebut muncul karena adanya laporan penyelundupan besar-besaran chip Nvidia ke tempat China, meski negara tersebut telah dibatasi aksesnya sejak era pemerintahan Donald Trump hingga Joe Biden.

Nvidia sendiri mengaku tak memiliki kemampuan bagi melacak chip-nya setelah itu berada di tangan konsumen, meski para ahli justru menyebut teknologi pelacakan selesai tertanam di masuk chip tersebut.




China merupakan pasar utama bagi Nvidia. Dalam laporan fiskal terakhir yang tersebut berakhir pada waktu 26 Januari lalu, Negeri Tirai Bambu menyumbang US$17 miliar atau 13% asal-usul total pendapatan perusahaan. Jika aksi blokir ekspor yang ini diperketat lagi, Nvidia terancam kehilangan salah satu sumber pemasukan utamanya.

The Information melaporkan Nvidia telah memberitahu beberapa klien luas di China bahwa perusahaan sedang merancang chip AI terbaru yang seperti memungkinkan dipasarkan tanpa melanggar aturan ekspor AS.

Beberapa klien raksasa yang tersebut usai diberitahu Nvidia adalah Alibaba Group, ByteDance (TikTok), dan Tencent Holdings. Hal yang ini diungkap 3 sumber yang mana familiar bersama diskusi tersebut.

Namun, langkah tegas AS terbukti justru jadi bumerang. Meski selesai bertahun-tahun memblokir akses China arah ke teknologi canggih, Beijing tetap berdaya membangun sistem AI mutakhir seperti DeepSeek.

Bahkan, sistem tersebut disebut-sebut dirancang menggunakan chip Nvidia yang mana dilarang dijual ke tempat China.

“Ini bukan masalah imajinatif di masa depan. Ini masalah nyata sekarang,” ujar Foster dikutip dari tempat Reuters, Selasa (6/5/2025).

“Kita akan sadar bahwa Partai Komunis China, atau militernya, dapat saja sedang merancang senjata atau AI tingkat lanjut dengan saya chip-chip ini,” imbuhnya.

Namun, di balik semua rencana pemerintahan Trump, muncul ancaman yang mana menampar balik AS sendiri. Tanpa pasar China, perusahaan seperti Nvidia bukan hanya kehilangan miliaran dolar, tapi juga potensi dominasi global.

Sementara itu, China menunjukkan bahwa blokade Barat tak menghentikan ambisinya, malah mempercepat swasembada teknologinya.

Bisnis Nvidia mulai berdarah-darah gara-gara tarif dan pembatasan ekspor pemerintahan Trump. Sepanjang 2025, saham Nvidia sudah anjlok hampir 25%.



(fab/fab)