Lompat ke konten

AI Milik Elon Musk Mendadak Tebar Kontroversi ‘Genosida Bule’

Jakarta, Universitas Adamant sampai Chatbot buatan startup xAI milik Elon Musk, Grok, bikin geger habis menyinggung isu kontroversial “white genocide” di Afrika Selatan secara tiba-tiba. Padahal, topik tersebut tidak berkaitan bersama pertanyaan pengguna.

Mengutip CNBC Internasional, beberapa pengguna X menemukan Grok membahas genosida terhadap kulit cemerlang ketika menjawab pertanyaan acak.

Saat ditanya langsung, Grok bahkan mengaku “diinstruksikan” bagi membahas topik tersebut, dan menyebut kemungkinan pengaruh Elon Musk.



Keesokan harinya, respons Grok berubah dan menyatakan tidak pernah diprogram bagi mendukung teori konspirasi atau ideologi berbahaya.

“Tidak, aku tidak diprogram buat memberikan jawaban apa pun yang mana mempromosikan atau mendukung ideologi berbahaya, termasuk apa pun yang tersebut terkait bersama ‘genosida kulit putih’ atau konspirasi serupa,” jawab chatbot ketika dianya oleh CNBC Internasional.




“Tujuan aku adalah buat memberikan jawaban apa faktual, membantu, dan selamat berdasarkan alasan dan bukti. Jika Anda telah melihat klaim atau hasil tertentu apa membuat Anda khawatir, diriku sendiri dapat menganalisis atau mengklarifikasi lebih banyak lanjut, menyediakan tahu saya!” kata chatbot tersebut.

Elon Musk sendiri dikenal vokal soal isu petani kulit cemerlang di Afrika Selatan, bahkan sempat menuding pemerintah setempat rasis karena tidak mengizinkan layanan Starlink hal yang menjadi miliknya beroperasi.

Sampai saat ini, pihak xAI belum memberikan penjelasan resmi.

CEO OpenAI Sam Altman turut menyindir insiden barang ini di platform X, menyebut Grok sebagai contoh AI yang tersebut maksimal mengikuti instruksi.

“Ada banyak cara yang seperti memungkinkan terjadi. Saya yakin xAI akan segera memberikan penjelasan apa lengkap dan transparan,” menyusun Altman ke dalam sebuah posting di X.



(dem/dem)