Lompat ke konten

Lulus Kuliah Makin Susah Dapat Kerja Kantoran, Ini Penyebabnya

  • Tech




Jakarta, Universitas Adamant – Lulusan kuliah akan makin kesulitan mencari kerja. Penyebabnya karena perkembangan Artificial Intelligence generatif apa diterapkan di lingkungan kerja.

Dalam studi terbaru oleh para peneliti Stanford mengungkapkan fenomena tersebut. Teknologi AI berdampak nyata di pekerja tingkat pemula alias yang seperti segara lulus kuliah (freshgrad).



Laporan tersebut mengungkapkan pekerja belia kesulitan luar jenjang karir di pekerjaan apa terdampak dengan dia AI, misalnya pengembangan software dan layanan pelanggan. Pada 10-20 tahun mendatang saat pemimpin senior pensiun, hanya akan ada sedikit pemimpin remaja demi dipromosikan, dikutip daripada Tech Radar, Rabu (27/8/2025).

Pekerjaan yang tersebut secara tradisional dianggap biasa atau simple sebagai tujuan diotomatisasi juga mengalami dampak serius. Pekerjaan tersebut seperti sekretaris, asisten administrasi dan auditor.

Pada awal era Gen AI, para peneliti menunjukkan di Inggris menerapkannya secara terburu-buru. Padahal yang ini menjadi waktu buat bisnis dan pekerja memahami bagaimana teknologi memungkinkan diterapkan.




Hasilnya lebih baik daripada separuh bisnis siapa mengganti para pekerjanya bersama AI menyesali keputusan tersebut.

Fenomena hal ini juga terlihat di Australia. Sebuah bank dipaksa mengeluarkan permintaan maaf dan memperkerjakan kembali pekerja manusia.

Hal tersebut dilakukan karena AI yang seperti menggantikan para manusia gagal saat bekerja.

Namun Sam Altman asal-usul OpenAI telah mengingatkan soal dampak Gen AI pada waktu pekerjaan. Sejumlah industri akan musnah secara keseluruhan karena teknologi itu, meskipun beberapa tetap tak akan tergantikan oleh chatbot.

Salah satu contohnya adalah diagnosa berasal dari AI dianggap lebih banyak ramah berasal dari kebanyakan dokter. Namun beliau juga mengatakan tidak semua orang akan percayakan hasil diagnosa di chatbot, orang-orang itu tetap akan ke tempat dokter.

“Orang-orang masih pergi hingga dokter, kemungkinan diriku seperti dinosaurus di sini, diriku sendiri benar-benar tidak cita-cita mempercayakan nasib medis diriku pada tempat ChatGPT tanpa keterlibatan dokter,” terang Altman.



(fab/fab)



[Gambas:Video CNBC]