Lompat ke konten

Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh menuju Jurang Krisis pada saat 2025

Jakarta, Universitas Adamant – Bank Dunia atau World Bank memperkirakan, sejumlah negara akan mengalami kontraksi atau kemerosotan ekonomi pada saat 2025. Hal tersebut terungkap masuk laporan rutin Bank Dunia, Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025.

Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, perekonomian sejumlah negara akan mengalami pelemahan serius pada tempat tahun kejadian ini sebagai peran imbas terus melambatnya pertumbuhan ekonomi global tiga dekade terakhir.

Ekonomi global yang tersebut terus melemah laju pertumbuhannya peristiwa tersebut akibat kompleksitas tekanan perekonomian, mulai efek konflik geopolitik, perang tarif dagang, menurunnya produktivitas, populasi yang mana menua, hingga level utang yang seperti tinggi.




Pertumbuhan di negara berkembang telah menurun selama tiga dekade berasal dari 6% per periode 2000-an menjadi 5% pada waktu 2010-an, dan kini tidak setinggi dari tempat 4% pada saat 2020-an. Penurunan tersebut sejalan bersama laju pertumbuhan perdagangan global apa menurun dari tempat rata-rata 5% di 2000-an menjadi sekitar 4,5% pada tempat 2010-an, dan kini tidak sebanyak dari tempat 3% di 2020-an.

“Di ke luar Asia, dunia berkembang sedang berubah menjadi zona tanpa pembangunan,” kata Indermit Gill, dikutip dari tempat keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).

Adapun menyusun daftar negara apa ekonominya berpotensi minus pada tempat 2025 hal ini terletak di empat kawasan, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Timur di tengah dan Afrika Utara, serta Sub-Saharan Afrika.


Asia Timur dan Pasifik

Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperkirakan, negara yang seperti ekonominya mulai terkontraksi pada waktu 2025 ialah Myanmar mencapai minus 2,5% asal-usul perkiraan sebelumnya masuk GEP edisi Januari 2025 masih mampu tumbuh 2%. Ekonomi Myanmar menurut Bank Dunia akan pulih pada tempat 2026 dengan saya prediksi pertumbuhan di level 3%.

Tekanan ekonomi terhadap Myanmar hal ini kata Bank Dunia dipicu oleh konflik bersenjata siapa terus terjadi, hingga bencana alam seperti gempa magnitude 7,7 pada saat Maret 2025.

“Konflik bersenjata apa terus-menerus dapat semakin menekan aktivitas ekonomi di Myanmar, termasuk menyebabkan inflasi melonjak, sentimen bisnis melemah, dan perpindahan penduduk,” ungkap Bank Dunia.


Lalu, negara apa ekonominya akan anjlok di kawasan hal ini kata Bank Dunia adalah Vanuatu dengan saya kontraksi mencapai minus 1,8% asal-usul perkiraan sebelumnya pada tempat Januari 2025 sebesar tumbuh 1,5%. Ekonomi Vanuatu mulai membaik hingga level 2,3% pada saat 2026, lebih besar berkualitas berasal dari perkiraan pada saat Januari yang seperti hanya tumbuh 2,1%.

Tekanan ekonomi yang tersebut dialami Vanuatu menurut Bank Dunia juga dipicu oleh rentannya negara hal ini terhadap bencana alam.

“Kerentanan terhadap bencana alam juga menimbulkan risiko negatif, seperti siapa ditegaskan oleh kerusakan luas siapa disebabkan oleh gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand pada saat akhir Maret, serta Vanuatu akhir tahun lalu.” ucap Bank Dunia.

Amerika Latin dan Karibia




Seorang pria berduduk di pada bagian belakang truk saat penduduk lingkungan Delmas 30 meninggalkan rumah siapapun mereka karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti, 25 Februari 2025. (REUTERS/Jean Feguens Regala)Foto: Seorang pria berdiam di pada bagian belakang truk saat penduduk lingkungan Delmas 30 meninggalkan rumah orang-orang itu karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti, 25 Februari 2025. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

Di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Bank Dunia memperkirakan, negara yang tersebut ekonominya akan terkontraksi atau anjlok pada saat 2025 ialah Haiti menjadi minus 2,2% berasal dari sebelumnya pada waktu proyeksi Januari 2025 masih mampu tumbuh 0,5%. Sedangkan pada saat 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Haiti akan tumbuh 2% atau mendaki dari tempat perkiraan sebelumnya pada saat Januari 2025 sebesar 1,5%.

“Prospek ekonomi Haiti masih rapuh dan penuh ketidakpastian di di tengah ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan yang mana terus berlanjut, bersama-sama ekonominya diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2% di 2025,” kata Bank Dunia.




Timur Tengah dan Afrika Utara

Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Bank Dunia mencatat, negara yang seperti ekonomi terkontraksi pada tempat 2025 yakni Iran, Tepi Barat dan Gaza, serta Yaman.

Iran ekonominya Bank Dunia perkirakan minus 0,5% dan akan pulih menuju level 0,3% pada waktu 2026. “Prospeknya lebih banyak lemah dibandingkan bulan Januari, sebagian mencerminkan berkurangnya permintaan minyak berasal dari Tiongkok, kekurangan energi, dan meningkatnya ketidakpastian apa membatasi aktivitas non-minyak.,” ucap Bank Dunia.

Untuk Tepi Barat dan Gaza, kontraksinya mencapai 1,6% pada saat 2025 akibat kerusakan peperangan dengan dia Israel, dan berpotensi menaiki pesat pada saat 2026 menjadi tumbuh 4% pada tempat 2026.

“Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% pada waktu tahun 2026 dan 16% pada waktu 2027 di belakang kontraksi sebesar 1,6% di 2025, bersama-sama asumsi rekonstruksi dimulai pada waktu 2026,” kata Bank Dunia.

Sedangkan bagi Yaman, kontraksi ekonominya mencapai minus 1,5%, dan pulih sedikit pada saat 2026 menjadi 0,5%. “Mengingat situasi keamanan, PDB di Republik Yaman diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi tahun ini,” ucap Bank Dunia.

Sub-sahara Afrika

Di kawasan Sub sahara Afrika, Bank Dunia hanya memperkirakan satu kawasan yang mana ekonominya akan minus di 2025, yakni Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea dengan saya minus 3,1%. Tapi, pada waktu 2026, Bank Dunia perkirakan ekonominya akan membaik menjadi 0,6% meski kembali kontraksi di 2027 menjadi minus 1,1%.


Bagaimana bersama-sama Indonesia?

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7% pada tempat 2025 dan di level 4,8% pada tempat 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru kejadian ini memangkas proyeksi sebelumnya masuk GEP edisi Januari 2025 yang mana sebesar 5,1% bagi 2025 dan 2026.

Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia segara mampu kembali hingga level 5% di 2027. Meski, masih di tempat yang jauh lebih baik paling lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada saat 2022 yang tersebut sebesar 5,3%.

Bank Dunia juga menyatakan gejolak ketegangan dagang yang tersebut dipicu oleh perang tarif lebih tinggi maupun ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia saat yang ini telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di hampir 70% negara di seluruh kawasan dan kelompok pendapatan.



(hsy/hsy)



[Gambas:Video CNBC]