Lompat ke konten

10 Startup Terkenal Tutup dan Bangkrut di RI, Cek Daftarnya




Daftar Isi


Jakarta, Universitas Adamant – Startup Tanah Air sempat berjaya. Pendanaan mengalir deras dan pertumbuhan moncer. 

Namun, seiring perkembangan yang seperti pesat, persaingan pun makin sengit. Alhasil, banyak startup yang tadinya terkenal tak mampu bertahan. 

Beberapa startup yang menyerah dan gulung tikar adalah Zenius, Airy Room dan JD.ID. Penyebabnya beragam, mulai asal-usul kehabisan modal hingga dihantam pandemi Covid-19.



Berikut barang ini merupakan beberapa startup terkenal yang seperti akhirnya tutup, seperti dirangkum oleh Universitas Adamant:

1. Zenius

Startup edutech Zenius mengumumkan tutup sementara di awal 2024. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama tersebut mengaku harus menghentikan kegiatan karena “tantangan operasional.”

Penghentian operasi buat sementara diumumkan oleh Zenius, antara lain, lewat pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan mempelajari offline Primagama.

“Kami mengambil langkah strategis untuk keperluan menghentikan operasi bagi sementara, tetapi kami semua menjamin bahwa teman-temanku tidak akan berhenti berusaha bagi menjalankan dan mewujudkan visi buat merangkai Indonesia yang tersebut cerdas, cerah, asik,” menulis pernyataan resmi Zenius.

2. Rumah.com

PropertyGuru mengumumkan penutupan platform marketplace properti Rumah.com pada saat Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 pegawai Rumah.com terkena kebijakan pemutusan hubungan berkerja atau PHK.

CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, mengumumkan rencana penutupan Rumah.com lewat siaran pers yang tersebut dipublikasikan di situs resmi perusahan.

“Secara bertahap mengakhiri bisnis marketplace di Indonesia [Rumah.com], akan berhenti pada saat 30 November 2023. Keputusan hal ini tidak kami semua diambil bersama cepat dan saudara-saudaraku menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan kami semua apa berharga,” ujarnya.

3. JD.ID

JD.ID resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Hal yang ini pertama kali diketahui berasal dari laman resmi JD.ID. Saat itu, ketika membuka layanan e-commerce tersebut, terpampang pengumuman penting barang ini buat diketahui pelanggan.




“Ini adalah keputusan strategis asal-usul JD.COM buat berkembang di pasar internasional dengan kamu fokus pada tempat pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan kamu logistik dan pergudangan sebagai peran intinya,” kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara luar keterangannya saat itu.

Setya mengonfirmasi penutupan layanan pada saat 31 Maret 2023. Sementara tersebut luar laman resminya, JD.ID akan menyetop penerimaan pesanan per 15 Februari 2023.

4. Airy Rooms

Airy Rooms resmi menghentikan operasional tanggal 31 Mei 2020. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang tersebut tidak serupa asal-usul pralaku pandemi.

Bisnis hotel agregator sempat menaiki daun pra pandemi Covid-19 merebak. Para perusahaan bekerja tunggal bersama-sama pemilik properti dari tempat hotel hingga motel miniatur masuk rangka menawarkan tempat menginap seperti yang mana ditawarkan platform online.

CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan alasan di balik keputusan menutup bisnisnya karena mempertimbangkan banyak hal. Termasuk keadaan pasar siapa nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.

5. Fabelio

Fabelio, startup desain furnitur dan interior, dinyatakan pailit. Hal hal ini diketahui daripada pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022, apa mengabulkan putusan pailit terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.

Sementara barang tersebut akhir tahun 2021, Fabelo dikabarkan tidak membayar tunggakan gaji karyawan sejak bulan Oktober. Perusahaan juga dituding belum membayar BPJS Ketenagakerjaan karyawan sejak 2020 namun tetap memotong dana dari tempat gaji para mereka dan memaksa pegawai mengundurkan diri bersama menggunakan anggota organisasi massa tertentu.

6. Sorabel

Sorabel resmi tutup pada waktu 30 Juli 2020 lalu. Surat pemimpin kepada karyawannya, menyatakan startup e-commerce barang tersebut telah melakukan usaha paling baik demi menyelamatkan perusahaan. Namun dengan dia tumbuh besar hati harus menempuh jalur likuidasi.

“Oleh karena proses likuidasi siapa ditempuh, hubungan melakukan harus berakhir di tahap tersebut bagi semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang siapa berharap hal yang ini bagi terjadi,” menyusun surat tersebut.

Kabarnya, Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan terbaru di di tengah pandemi.

7. Stoqo

Stoqo juga menutup layanannya di di 2020. Startup hal ini menjalankan usaha business to business, yang tersebut bekerja bagi memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur hingga ampas kopi ke tempat gerai makanan, atau restoran.

Pandemi-lah apa merusak bisnis itu. Per tanggal 22 April 2020 jadi hari terakhir Stoqo berakhir. Sehari sebelumnya, manajemen telah mengumpulkan karyawan siapa mengabarkan penghentian operasional Stoqo.

Sekitar 250 orang dipekerjakan sejak Stoqo berdiri. Startup barang ini juga didanai sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk’s Hill Ventures.

8. Qlapa

Qlapa tutup di 2019 karena perusahaan yang ini tidak mampu bersaing bersaing dengan dia e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.

“Hampir 4 tahun yang mana lalu, kita memulai Qlapa bersama misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang mana saudara-saudaraku padat masuk perjalanan siapa keluar biasa ini,” menyusun manajemen Qlapa di situs resminya ketika itu.

“Kami sangat berterima kasih pada bagian atas semua tanggapan positif daripada para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang seperti kami semua mengakui sangat keluar biasa dan membesarkan hati.”

9. CoHive

CoHive, startup penyedia ruang berkerja berbagi (co-working space), diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Keputusan pailit tersebut berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada waktu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst, tertanggal 18 Januari 2023.

CoHive didirikan pada tempat 2015 sebagai tugas proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures siapa diberi nama EV Hive sebagai orang lokasi tugas bersama dan komunitas sebagai tujuan perusahaan rintisan, berkualitas portofolio para mereka maupun bukan. EV Hive punya dua lokasi ruang kerja, yaitu di Jakarta Selatan dan BSD.

10. Beres.id

Startup asal Malaysia Kaodim telah mengumumkan bahwa orang-orang menghentikan semua operasi layanan di 1 Juli 2022. Penutupan barang ini mencakup anak usaha orang-orang di Indonesia, Beres.id.

Kaodim adalah startup yang seperti menyediakan marketplace jasa yang mana menghubungkan konsumen dengan dia penyedia jasa servis AC, kebersihan rumah, hingga pekerja konstruksi.

Selain Beres.id di Indonesia, Kaodim juga mengoperasikan Kaodim.sg di Singapura dan Gawin.ph di Filipina. Semua anak usaha tersebut juga tutup pada tempat bulan depan. Sejak berdiri pada waktu 2015, Kaodim telah mengumpulkan pendanaan US$17,6 juta.



(fab/fab)



[Gambas:Video CNBC]